Skip to main content

Posts

Showing posts from January, 1999

Limbah Militer di "Pulau Brigif"

Sebagian ekosistem Pulau Sempu rusak akibat latihan Kostrad. Badan Konservasi Sumber Daya Alam Jawa Timur menyatakan tak pernah memberi izin. BEBERAPA WC semi permanen yang diperkirakan dipakai para perwira sewaktu menjenguk latihan tempur ditemukan di Pulau Sempu. Tentu, itu bukan yang menjadikan Masyarakat Pecinta Alam Jonggring Salaka (MPAJS) Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan Malang serius ingin menggugat Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Kostrad), tapi karena Kostrad menjadikan cagar alam tersebut sebagai ajang latihan militer, dengan ekses penebangan kayu dan penembakan satwa yang dapat merusak ekosistem. Kawasan Pulau Sempu yang terletak sekitar 60 km sebelah selatan Malang itu terkenal akm keindahannya. Tempat yang populer dengan nama Sendang Biru tersebut termasuk salah satu obyek wisata favorit masyarakat Jawa Timur. Sejak 1928, wilayah ini ditetapkan Pemerintah Hindia Belanda sebagai cagar alam, lewat stableed 26 Stbl No. 69 tertanggal 15 Maret 1928, sesuai UU No

Dewa Penolong Menjelang Lebaran

Menjelang Lebaran, kantor-kantor Pegadaian diserbu nasabah. Ada yang menggadaikan barang, ada yang menebus perhiasan untuk dipakai pada saat Lebaran. KANTOR Pegadaian Medan diserbu nasabah. Pemandangan ini memang sudah lama terjadi, terutama sejak krisis moneter. "Dan menjelang Lebaran tahun ini," ujar seorang petugas satuan pengamanan instansi di bawah Departemen Keuangan itu. Serbuan serupa juga terjadi di Kantor Pegadaian Semarang. Kantor itu justru menerima uang tebusan sampai Rp 1,2 miliar menjelang Lebaran. "Mereka terutama adalah nasabah wanita. Mungkin, mereka ingin mengenakan perhiasannya di saat Lebaran," ujar Eddy Suprijoso, Kepala Kantor Daerah III Perum Pegadaian Semarang. Kecenderungan semacam itu juga terjadi di Jakarta. Persentase penebus justru lebih hanyak dibandingkan penggadai. Barang yang ditebus berupa perhiasan emas. Menurut Deddy Kusdedi, Direktur Operasional dan Pengembangan Perum Pegadaian, hal seperti itu juga terjadi pada bulan puasa tahu

Pergulatan Menantang Zaman

Pesantren selalu tumbuh dan tidak ada cerita tutup. Mengapa tetap bertahan, dan apa sebenarnya yang dilakukan? KRISMON atau tak krismon pesantren jalan terus. Dari lebih 9.000 pesantren rasanya belum pernah terdengar cerita tutup atau bangkrut. Dari sisi kepemimpinan pun pesantren tak pernah kering: ketika kiainya meninggal, generasi berikutnya sudah disiapkan mengemban tugas. Bagaimana ini semua dijaga? Ini sebuah contoh. Ketika KH. Zarkasyi dan KH. Sahal, dua pemimpin Pesantren Gontor, meninggal pada tahun 1970-an, putra-putra beliau langsung menggantikannya, dan Gontor pun berkembang. Kini, sekitar 100 pesantren di Jawa dan luar Jawapunya hubungan dengm Gontor. Sekarang, pesantren yang telah menjadi "holding " ini dipimpin KH. Abdullah Syukri Zarkasyi. Ketika sekolah modern berkembang dan bertambah banyak, pesantren ternyata tak terpengaruh: tetapi dibanjiri para calon santri. Ada yang beruhah rnernang, cap bahwa pendidikan di pesantren itu "kuno dan dusun" pelan

MUDIK, Aman dalam Tanda Kutip

Kepolisian mengerahkan personelnya habis-habisan, tapi taka ada jaminan mudik aman seratus persen. SEORANG penumpang kereta api tewas. Lemparan batu dari luar, memecahkan kaca jendela kereta, lalu menghantam kepala penumpang tersebut. Ini cerita sedih, juga sebuah peringatan buat para pemudik lebaran dengan kereta hari-hari ini. Ada usul, dari karikaturis D&R, Bung Priyanto, para pemudik dengan kereta api silakan memakai helm, menjaga kepala dari batu yang tak diundang, dan tentu tanpa karcis (lihat karikatur). Mudik, tahun ini, berbeda dengan tahun-tahun lalu memang bermasalah. Justru, di masa yang disebut sebagai reformasi, mudik tidak aman --baik dengan kereta, bus, apalagi kendaraan pribadi. Bahkan, dengan angkutan laut pun, kabarnya di pelabuhannya banyak pemalak yang siap minta uang dengan ancaman. Tapi, di zaman hak-hak asasi manusia mulai diperhatikan, melarang orang mudik tentu saja bertentangan dengan hak itu. Juga, salah-salah bisa dituduh melecehkan agama; bukankah mudi

Antara Kesenjangan dan Kebusukan

Maraknya kerusuhan diduga lantaran aspirasi masyarakat meningkat tapi kemampuan memenuhi aspirasi itu tetap, bahkan merosot. Konfrontasi akan selalu terjadi selama negara tidak mengurangi kadar hegemoninya. KESENJANGAN dan kebusukan, itulah kata kunci untuk menjelaskan kerusuhan yang susul-menyusul di Jakarta dan berbagai daerah, yang intensitasnya memasuki tahun 1999 boleh dibilang meningkat, yakni kesenjangan antara aspirasi rakyat yang makin meningkat di era reformasi dan ketidakmampuan mereka-yang nasibnya makin terpuruk akibat krisis ekonomi--serta kegagalan sistem busuk warisan Orde Baru untuk memenuhi harapan itu. Justru dalam bulan suci Ramadan ini, belasan kerusuhan terjadi di berbagai daerah, mulai dari Timor Timur, Irianjaya, Surabaya, Ponorogo, Bandung, Garut, Purwakarta, Sukabumi, Karawang, Poso, Gorontalo, Bitung Timur, Lampung Barat, hingga Pidie dan Lhokseumawe, dengan bermacam sebab. Bukan tidak mungkin itu akan terus berlanjut. Setidaknya, banyak yang meramalkan, hing

Tak Lekang Diterpa Krisis

Krisis yang makin mengimpit tak meminggirkan warung-warung makan pinggir jalan di kota-kota besar. Mereka masih bisa menikmati sisa-sisa rezeki. MUNGKIN benar kata orang, bisnis makanan tak mengenal krisis. Soalnya, setiap orang--kendati penganggur-tetap membutuhkan makan. Karena itu, tak heran jika di aman krisis yang makin mengimpit ini, penjuai makanan kaki lima masih mampu bertahan, sebagian malah tambah penghasilannya. Tengok saja dari Kota Medan sampai Ujungpandang dan dari Jakarta sampai Surabaya, penjual makanan dengan berbagai ukuran tenda memenuhi tempat-tempat strategis baik siang maupun malam, dari skala kecil hingga skala besar. Dari pelanggan tukang becak sampai pelanggan tukang insinyur. Menunya sangat beragam begitupun harganya. Di Yogyakarta bahkan ada menu "nasi kucing" seharga Rp 300. Jangan kaget, menu ini bukan nasi dengan lauk kucing goreng, namun menu belisi nasi sekitar lima sendok nasi dengan lauk teri, sambal pedas, atau oseng-oseng tempe. Disebut &q

Satu Lagi Obat Bikin Greng

Obat baru pemulih keperkasaan lelaki diuji-coba. Bukan diminum, melainkan dimasukkan ke saluran kencing. OBAT baru penambah keperkasaan lelki terus bermunculan. Belum lagi Viagra mendapa izin pemasaran dari Deartemen Kesehatan (Depkes), kini muncul pesaing baru. Namanya: medical uretral systemfor erection (MUSE), yaitu cara pengobatan impotensi dengan memasukkan obat cair Alprostadil (sintetis dari senyawa prostaglandin E) ke dalam saluran kencing. Teknik baru ini, beberapa pekan silam, telah diuji-cobakan pada sejumlah pasien lemah syahwat di RSUD Dr. Soetomo, Surabaya. Hasilnya, menurut dr. Sunaryo Hardjowijoto, peneliti yang juga koordinator bedah central rumah sakit terbesar itu, sangat memuaskan. Dari 10 penderita berat yang menjalani terapi dengan teknik MUSE, semuanya bisa greng. "Hanya, dosisnya sedikit lebih besar," katanya. Menurut literatur kesehatan, angka keberhasilan teknik MUSE berkisar antara 80 dan 90 persen. Ukuran keberhasilannya: setelah menjalani terapi,

Berburu Malam Seribu Bulan

Pertengahan Ramadhan diliputi "perburuan" keutamaan lailatul kadar. Apakah malam yang lebih baik dari 1.000 bulan itu? PERJALANAN Ramadan yang telah merangkak lebih separo ini ditandai dengan meningkatnya- aktivitas kesalehan masyarakat. Di masjid-masjid ditandai dengan pembacaan qunut dalam witir salat tarawihnya. Di masjid-masjid mulai ramai dengan orang-orang yang mencari lailatulkadar, yang dalam Alquran disebutkan sebagai malam yang lebih baik dari 1.000 bulan. Orang-orang datang, bagai memburunya dengan cara memperkaya ibadah. Dengan cara iktikaftinggal di masjid) atau membaca Alquran. salat sunah. Mereka kini memadati tempat peribadatan itu. Forum Santri Jakarta, Ahad, 10 Januari, ikut memburunya dengan cara menyelenggarakan Zikir Malam Seribu Bulan Menyambut Lailatulkadar. Lebih seribu santri memadati lapangan tenis indoor Senayan, sejak pukul 22.000 hingga pukul 01.00 dini hari. Mereka berfikir dengan dipandu Habib Ali bin Abdurrahman Assegaf; membaca selawat, serta

Hotman Siahaan: "Satu-satunya Pilihan Memang Pemilu"

KEADAAN mendatang sangat mengkhawatirkan," bagi kata Dr. Hotman Siahaan, dosen Fakultas Ilmu Sosial-Ilmu Politik dan Pascasarjana Universitas Airlangga, Surabaya, tentang realitas sosial-politik Indonesia. Berikut petikan wawancara reporter D&R , Abdul Manan dengan sosiolog itu. Kerusuhan makin gampang saja terjadi di Indonesia belakangan ini. Ada apa sebenarnya? Kerusuhan sekarang ini, amuk massa sekarang ini, sebenarnya lahir alibat banyak variabel. Sesudah terjadi reformasi, ketika ada tuntutan moral yang baru, orang lalu meragukan semua legitimasi yang datang dari negara. Di sisi lain, kemudian legitimasi negara yang sangat lemah itu juga membuat suasana orang bisa sangat rawan amuk. Perkelahian pelajar juga semakin marak. Apakah itu bisa dilihat dalam perspektif yang sama? Betul. Institusi-institusi pendidikan kita juga terhegemoni sehingga seolah kehilangan kiprah sebagai proses berpikir, lebih menjadi birokrasi pendidikan. Itulah yang terjadi dalam pendidikan dari mula