Skip to main content

Posts

Showing posts from April, 2006

Utang Tak Dibayar, Apartemen Dibeli

Dililit utang yang belum terbayar, Atang Latief membeli apartemen mewah di Singapura. Nasibnya ditentukan akhir 2006. BERDIRI di kawasan elite Bukit Timah, Singapura, apartemen Wing On Life Garden tampak menjulang gagah. Di bangunan berlantai 30 itulah, Atang Latief alias Lauw Tjin Ho sejak 13 Maret memiliki satu dari dua penthouse apartemen itu. Setiap kali ke Singapura, pengutang bantuan likuiditas Bank Indonesia (BLBI) ini selalu tinggal di “istana” barunya itu. Atang menjadi sorotan ketika akhir Januari lalu “setor muka” ke Jakarta, setelah sekitar tujuh tahun ngendon di Singapura. Mantan pemilik Bank Indonesia Raya (Bank Bira) itu kabur ke Negeri Singa setelah banknya dibekukan dan meninggalkan utang BLBI Rp 325 miliar. Kendati terus mencicil, utang ke negara hingga kini masih Rp 170 miliar. Karena itulah, di saat kewajibannya belum selesai, pembelian penthouse ini mengundang tanda tanya. Harga penthouse itu sekitar Sin$ 3 juta atau sekitar Rp 16 miliar. Akhir Maret lalu, Tempo se

Protesters attack 'Playboy' editorial office

Two policemen were injured Wednesday when about 100 demonstrators, most of them Islam Defenders Front (FPI) members, attacked the Playboy Indonesia editorial office in South Jakarta. Protesters pelted the building with rocks, shattering windows and panicking the tenants. The injured police personnel, who were guarding the building, were admitted to nearby Fatmawati Hospital for treatment. Riot police personnel finally managed to calm the crowd, who were protesting last Wednesday's publication of a local version of the men's magazine. FPI leader Habib Riziq earlier said the group was ready to "go to war" unless their demands were met for the magazine to cease publication. South Jakarta Police chief Sr. Comr. Wiliardi Wizard said they would summon the FPI as the coordinator of the protest. "Prior to the rally, they sent a letter to the police asking for permission to demonstrate. Unfortunately, they could not restrain themselves and keep their anger under control,&

Yang Berlabuh di Cipinang

Dengan alasan kesehatan, Tommy Soeharto dipindahkan dari penjara Nusakambangan ke Cipinang. Perlakuan yang dinilai beberapa wakil rakyat tak patut diterimanya. PULUHAN wartawan yang siaga di Lembaga Pemasyarakatan Narkotika di Cipinang hanya bisa memandang dari kejauhan. Tamu istimewa yang mereka tunggu, Jumat pekan lalu itu, Hutomo Mandala Putra alias Tommy Soeharto, diangkut sebuah ambulans Angkatan Darat, melaju langsung ke jantung penjara. Mengenakan topi dan celana hitam, Tommy turun dari ambulans, kemudian menghilang di balik bangunan LP yang berisi sekitar 1.200 narapidana itu. Pemindahan Tommy dari penjara Batu, Nusakambangan, ke Cipinang berdasarkan surat Direktur Jenderal Pemasyarakatan tertanggal 31 Maret 2006. Hal ini mengundang kritik dari anggota parlemen. “Mengesankan ia diperlakukan istimewa,” kata Ketua Komisi Hukum DPR, Trimedya Pandjaitan. Jika karena alasan kesehatan, menurut Trimedya, itu pun tak tepat. Trimedya juga menyoroti “menumpuknya” remisi yang diterima T

Baru Sebatas Merangkak

Perilaku polisi syariat di Aceh dinilai kerap berlebihan. Pelaksanaannya juga terkesan diskriminatif. PEKAN-PEKAN ini Mitra Sejati Perempuan Indonesia sedang membahas sikap yang akan segera mereka ambil atas penangkapan sejumlah rekan mereka di Banda Aceh. Pada pertengahan Februari lalu, polisi syariat menangkap tiga aktivis Jaringan Perempuan untuk Perdamaian Aceh. Kasus ini bermula dari penangkapan Nursyamsiah, Sarimawati, dan Eni Marwati yang saat itu sedang asyik berdiskusi di depan kamar Hotel Sultan, Banda Aceh, sehabis mengikuti suatu seminar. Tiba-tiba muncul tim penertiban kota, gabungan Wilayatul Hisbah (polisi syariat) dan polisi. “Kalian muslim, kenapa tidak memakai jilbab?” hardik petugas. Ketiganya mencoba memberikan argumentasi, namun sia-sia. Mereka digelandang ke kantor Dinas Syariat Islam. Penangkapan ini mengundang protes. “Petugas dalam menjalankan implementasi syariat Islam tidak mencerminkan watak islami, kasar sekali,” kata Elvida, aktivis perempuan Aceh yang ju