Skip to main content

Posts

Showing posts from September, 1997

Tegang dan Depresi karena Sutet

Tim PPLH Unair membuktikan, SUTET berbahaya bagi kesehatan manusia. Dampaknya bervariasi: dari pusing kepala sampai gangguan syaraf. HIDUP di bawah jaringan listrik tegangan tinggi ternyata tak cuma menegangkan. Anda juga berpotensi mengalami gangguan syaraf. Begitulah kesimpulan penelitian mutakhir yang digelar tim Pusat Penelitian Lingkungan Hidup (PPLH) Universitas Airlangga (Unair). Laporan yang dirilis akhir bulan lalu di Surabaya menghidupkan kembali kontroversi tentang dampak radiasi elektromagnet dari jaringan itu atas kesehatan manusia. Dan, menjadi "senjata" baru bagi warga Desa Singosari yang memperkarakan Perusahaan Umum Listrik Negara (PLN) ke pengadilan, karena kawasan permukiman mereka dialiri jaringan tersebut. Tim yang diketuai Direktur PPLH Dr. Fuad Amsyari melakukan penelitian di Desa Singosari, Kecamatan Kebomas, Gresik, Jawa Timur (Ja-Tim). Warga desa itu, sejak tahun 1989 lalu, telah memprotes dan memperkarakan kehadiran jaringan transmisi Saluran Udar

Preman di Sini, Preman di Sana

Kelompok preman juga meruyak di berbagai kota besar. Mereka membagi wilayah kekuasaannya, tak ubahnya seperti memotong-motong kue. Siapa mereka dan bisnis apa yang digarap kaum preman? Bagaimana hubungan mereka dengan penguasa keamanan resmi? Inilah jepretan di beberapa tempat. # MEDAN Kalau ada bisnis yang mampu mencirikan, sekaligus menghidupkan kota Medan, barangkali itu perjudian dan bisnis sektor hiburan. Betapa tidak. Cobalah Anda berjalan-jalan di kawasan Petisah yang acap dijuluki sebagai kota yang tak pernah mati. Kegiatan bisnis pada pagi, siang, sore, malam, hingga dini hari berjalan amat dinamis. Pada pagi hari sampai sore, kawasan Petisah, misalnya di Jalan Nibung Raya, diwarnai bisnis jual-beli mobil bekas, perparkiran, penitipan, dan pencucian mobil. Namun, begitu malam tiba, kawasan ini berubah menjadi pusat kegiatan hiburan, usaha makanan, bahkan pelacuran dan perjudian. Wajarlah jika banyak orang mengais rezeki di tempat itu. Dan, kaum preman adalah kelompok yang pas

Dari Ken Arok hingga PP

Benih premanisme sudah bersemai di negeri ini sebelum masa Ken Arok. Tapi, seiring zaman, ia terus bermetamorfosis. KEN ANGROK, sang pendiri kerajaan Singosari itu, bisa dibilang tadinya preman juga. Ia memulai karir sebagai bandit dan jawara. Tentu, dia bukanlah orang pertama yang membuka akses ke kekuasaan lewat jalur "bawah tanah". Sejarah negeri ini memperlihatkan bahwa pada zaman pra-kolonial pun, jago, jawara, centeng, dan sejenisnya sudah jamak. Karena, memang ketokohan semacam itu merupakan sisi lain dari kekuasaan itu sendiri. Dalam hal ini, ia merupakan implementasi tak formal dari kekuasaan. Karena itu, sejarah preman di negeri ini bisa ditelusuri hingga jauh. Pada zaman Hindia Belanda, premanisme tumbuh lebih subur. Pada masa ini, para preman semakin tampil ke permukaan. Di Batavia misalnya, para jagoan menguasai jaringan tenaga kerja. Mereka juga menjalin hubungan dengan jaringan pedagang Arab, dalang, pokrol bambu, guru-guru mengaji, serta pentolan-pentolan r

Dedaunan Bisa Sembuhkan Hepatitis

Tim peneliti dari Unair mengombinasikan daun sambiloto, meniran, dan daun urat untuk sembuhkan penyakit hepatitis. Terobosan baru teknologi farmasi? WALAUPUN belum setingkat peraih Hadiah Nobel, penelitian yang dilakukan para dokter Indonesia untuk mendapatkan obat penyembuh penyakit bukan tidak ada. Salah satunya adalah yang dilakukan Dr. Wahyu Djatmiko, Kepala Laboratorium Fitokimia Fakultas Farmasi Universitas Airlangga (Unair), Surabaya: Bersama timnya yang beranggotakan sepuluh orang, Wahyu diduga menemukan obat baru untuk menyembuhkan penyakit hepatitis. Obat temuan Wahyu Djatmiko itu berasal dari tumbuh-tumbuhan yang diraciknya dari tiga jenis daun: sambiloto (andrograpis paniculata), meniran (phulanthes niruri), dan daun urat (plantago asiatica l.). Pengujian keampuhan obat baru itu dilakukan dalam dua tahap. Pertama: uji praklinik yang dilakukan pada hewan. Kemudian: uji klinik kedua dilakukan pada manusia. Obat itu sudah diujicobakan terhadap pasien di Rumah Sakit Umum Daerah