Skip to main content

Posts

Showing posts from February, 1999

Mereka yang "Ditinggalkan"

Puluhan juta rakyat miskin pedesaan masih bertebaran di Tanah Air, apalagi dengan adanya krisis ekonomi. Mereka menjadi sasaran manipulasi politik dan korupsi pejabat setempat. KRISIS ekonomi tak pelak lagi membuat rakyat Indonesia makin miskin, terutama mereka yang tinggal di pedesaan. Itu merupakan istilah telanjang, tanpa basa-basi, karena para birokrat juga punya istilah khusus yang lebih "halus" untuk desa miskin, yakni "desa tertinggal". Maka, program bantuan untuk mengentaskan kemiskinan itu disebut bantuan Inpres Desa Tertinggal (IDT). Kemiskinan rakyat dengan segala dimensinya jelas lebih dari sekadar soal angka dan data. Namun, mungkin perlu juga menyajikan angka ini, untuk mendapat gambaran. Menurut Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, sampai 1996/1997, dari jumlah total 65.424 desa di Indonesia ada 28.223 desa yang menerima bantuan IDT atau mencapai 43,1 persen. Dari data itu, secara absolut jumlah desa miskin yang menerima bantuan IDT terbanyak ada d

Nasabah Kebagian Susahnya

Kendati pemerintah menjamin dana nasabah, likuidasi masih dianggap menakutkan. Sampaikap danasabah dijamin? PIMPINAN teras Bank Nusa Nasional (BNN) sempat geram. Gara-garanya pemerintah mengumumkan hendak melikuidasi bank-bank pada akhir Februari mendatang, dan BNN yang milik Aburizal Bakrie itu kecipratan getahnya. Setelah pengumuman itu, BNN diserbu para nasabahnya untuk menarik kembali tabungan dan depositonya. "Untung saja yang narik hanya nasabah di counter. Coba bayangkan bila nasabah besar ikut menarik rekeningnya," keluh Kurnia Achmadin, Direktur BNN. Ya, bisa dipahami bagaimana paniknya karyawan BNN memperoleh serbuan mendadak seperti itu. Namun, kejadian itu boleh jadi tidak hanya dialami BNN, tapi juga oleh bank-bank yang terkena isu likuidasi. Persoalannya, mengapa pemerintah tidak pernah belajar dari pengalaman dua kali sebelumnya, tahun 1997 dan 1998 (baca: Tiada Ampun bagi Bank Kategori C). Memang, pemerintah selama ini menjamin semua deposan nasabah deposito,

Tangkap Pemicunya, Jangan Cuma Pelurunya

Provokator diomong-omongkan, ditangkap, tapi sejauh ini belum diungkapkan apa dan siapanya. Tidakkah memberikan daya tahan masyarakat lebih bermanfaat? GAWAT! Sekitar 300 provokator masuk Manado dan siap bikin rusuh, pekan lalu. Gubernur Sulawesi Utara sendiri yang menyatakan itu kepada pers. Ada sinyalemen, provokator itu masuk Manado setelah membuat rusuh di Ambon. Lalu, menurut harian Bali Post edisi Selasa 26 Januari, provokator juga sudah menyebar di Jawa TimurHarian tersebut mengutip pemyataan Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur K.H. Hasyim Muzadi daul Pangdam Brawijaya Mayjen TNI Ryamizard. Kiai Hasyim Muzadi mendeteksi munculnya provokator lewat beberapa pondok pesantren. Katanya, ia mendapat laporan bahwa sejumlah orang mendatangi beberapa pondok, lalu mengajak para santri melakukan aksi balas dendam berkaitan dengan kasus Ambon dan Kupang. Menurut orangorang yang datang itu, kasus Ambon dan Kupang menghina umat Islam. "Mereka bertemu Kholil As'a