Posts

Showing posts from August, 2008

Berebut ‘Rezeki’ Sertifikasi Halal

Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-obatan, dan Kosmetika punya pengalaman cukup panjang berurusan dengan sertifikasi halal untuk makanan, minuman, serta produk kosmetik. Berdiri pada 6 Januari 1989, ribuan produk sudah mendapat sertifikat dari lembaga yang berada di bawah Majelis Ulama Indonesia ini. Kini, tugasnya sebagai lembaga pemberi sertifikat halal terancam dicabut, setidaknya tak lagi menjadi pemain tunggal, dengan adanya Rancangan Undang-Undang Jaminan Produk Halal yang akan dibahas pemerintah dan DPR, September mendatang. Lembaga Pengkajian, yang punya pengalaman 19 tahun menangani urusan tetek-bengek sertifikasi halal ini, pantas gusar. Dalam undang-undang yang masih berupa rancangan itu, kewenangan lembaga ini akan dipreteli. Pengusaha yang akan mengajukan sertifikasi tak lagi akan pergi ke Lembaga Pengkajian, melainkan kepada Menteri Agama. Otomatis, sertifikasi halalnya juga akan keluar dari Menteri Agama (lihat boks “Aturan Baru Produk Halal”). Lembaga Pengkajian juga tak l

Jalan Panjang Menghapus Pidana Mati

Nun di penjara Nusakambangan, Jawa Tengah, Amrozi dan kawan-kawan kini tinggal menghitung hari. Kejaksaan Agung sudah mengisyaratkan segera mengeksekusi para pelaku pengeboman pada 12 Oktober 2002 di Kuta, Bali, itu. “Waktu eksekusinya sebelum bulan puasa (September),” kata Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Umum Abdul Hakim Ritonga kepada Tempo di kantornya, Jumat pekan lalu. Selain Amrozi, pelaku pengeboman yang menewaskan 202 jiwa dan melukai 209 orang itu adalah Ali Gufron dan Imam Samudera. Jika eksekusi terhadap trio pelaku bom Bali ini sudah dilakukan, daftar korban hukuman mati di Indonesia bertambah panjang. Dalam catatan Komisi Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras), sejak 1998 sudah ada 20 orang yang mati di depan regu eksekusi. Bahkan masih ada sekitar 120 orang yang menunggu nasib yang sama. Korban hukuman mati terbaru adalah Rio Martil, pelaku pembunuhan yang menggunakan martil. Ia dieksekusi mati pada 1 Agustus lalu karena pembunuhan sadis terhadap seorang pengac

Mengukur Batas Logistik

GEDUNG berhalaman jembar di Jalan R.M. Harsono 54, Ragunan, Jakarta Selatan, itu bukan ruang pamer mobil. Tapi, Rabu pekan lalu, 35 mobil Mitsubishi Strada Triton mengkilap terparkir rapi di sana. Logo elang dan angka “5? tampak menyolok di semua badan mobil, meski sekitar separuhnya belum punya nomor polisi. Elang merupakan logo Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) dan angka “5? nomor urutnya dalam Pemilihan Umum 2009. “Katanya mau dikirim untuk Dewan Pimpinan Daerah,” kata Ian, penjaga gedung. Dalam pekan-pekan ini, 34 partai politik peserta Pemilu 2009 sedang berhibuk. Daftar calon sementara sudah harus disetor paling lambat 19 Agustus ke Komisi Pemilihan Umum. Masa kampanye sudah dimulai sejak pertengahan Juli. Puluhan mobil di Ragunan itu merupakan “logistik” Partai Gerindra, yang mengusung bekas Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat Letnan Jenderal (Purnawirawan) Prabowo Subianto sebagai calon presiden. Sudah sejak satu setengah bulan lalu mobil-mobil itu datang

Jalur Barat Kepala Suku

SRI Mulyani Indrawati berbusana serba kuning. Kamis siang awal Desember 2005 itu, ia menyerahkan jabatan Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional kepada penggantinya, Paskah Suzetta. Ani, begitu Sri akrab dipanggil, segera beralih pos ke Menteri Keuangan. “Saya sengaja pake kuning dalam acara ini,” kata Ani siang itu, “untuk meminta Pak Paskah tidak menguningkan Bappenas.” Hadirin tertawa lebar, termasuk J.B. Sumarlin dan Ginandjar Kartasasmita, yang memimpin lembaga itu pada zaman Orde Baru. Paskah hanya mesem. Kuning merupakan warna Partai Golkar, tempat Paskah berkiprah. Menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat dari partai itu sejak 1992, ia masuk Kabinet Indonesia Bersatu pada akhir 2005, ketika Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pertama kali melakukan reshuffle. Pengumuman perombakan kabinet ini dilakukan di Gedung Agung, Yogyakarta. Jalur Paskah masuk kabinet dibuka oleh Agung Laksono, Ketua Dewan Perwakilan Rakyat dan Wakil Ketu

Adu Penalti Kaum Nahdliyin

Pipa melekat di bibir Soekarwo, Rabu siang pekan lalu. Asap rokok A-mild tak berhenti mengepul. "Bagaimana perkembangannya? Kita masih menang, kan?" kata calon Gubernur Jawa Timur ini kepada tim suksesnya. Ia memantau siaran langsung hasil penghitungan cepat pemilihan gubernur di televisi di garasi rumahnya, Jalan Kertajaya Indah Timur, Surabaya. Semua tak mengalihkan pandangan dari televisi. Sesekali terdengar teriakan anggota tim yang memantau suara. "Madura aman. Kita juga menang di Tapal Kuda!" Sekitar pukul 14.00, hampir semua televisi menunjukkan Soekarwo unggul. "Semoga hasilnya terus memuaskan," kata Pakde, begitu calon Partai Amanat Nasional, Partai Demokrat, dan Partai Keadilan Sejahtera ini sering disapa. Tamu mulai berdatangan menjelang sore. Calon wakil gubernurnya, Saifullah Yusuf, pertama datang. Lalu Suyoyo, Bupati Bojonegoro yang juga Ketua Partai Amanat Nasional Jawa Timur. Mereka pun meriung di depan televisi. Soekarwo memindah-mindah sa