Skip to main content

Posts

Showing posts from March, 1997

Teliti sebelum Membeli (Mobil Bekas)

Ada dugaan, banyak mobil curian ditawarkan lewat ruang pamer resmi. Dua kasus, di Jawa Barat dan Jawa Timur, mengindikasikan soal itu. ADA sebuah iklan di radio tentang mobil butut yang mogok di jalanan sepi pada malam hari, ketika anjing melolong bersahutan. Pokoknya, iklan itu dibikin seram. Pemasang iklan itu, sebuah perusahaan penjual mobil bekas, menjanjikan hal seperti itu tak akan terjadi jika konsumen membeli dari tokonya. Tak jelas adakah iklan itu membawa laris. Yang pasti, diperlukan iklan mobil butut yang dijamin halal, artinya bukan hasil curian. Belakangan ini, polisi mensinyalir penjualan mobil curian di ruang pamer toko-toko resmi. Itu ketahuan dari pengaduan Haji Ahmad Afif pada akhir tahun lalu. Suatu hari, penduduk Ciawi, Bogor, Jawa Barat, itu kedatangan tamu yang mengaku baru membeli Corolla bekas Ahmad dari ruang pamer Cipta Karya di Jalan Batutulis, Jakarta. Sang tamu memperlihatkan surat-surat mobilnya, surat tanda nomor kendaraan (STNK) maupun Buku Pemilik Kend

Dicari (Wakil) Presiden Mendatang

Wapres yang akan datang berposisi strategis. Peran dan kriterianya makin berat. Apa saja? MUNGKIN, inilah teka-teki yang jawabannya masih harus ditunggu setahun lagi: siapa calon wakil presiden (wapres) periode mendatang? Tapi, bukan sekadar menunggu waktu, tampaknya, bila jawabannya pun mulai direka-reka. Lihat saja, riuh rendah berita tentang wapres, pekan-pekan ini. Pembicaraan tentang wapres meruyak lantaran sinyalemen Ketua Fraksi ABRI di DPR Suparman Achmad yang mengejutkan banyak pihak. Tak ada angin atau pun hujan, Suparman tiba-tiba menyatakan bahwa ABRI telah memiliki calon untuk posisi orang kedua di Republik ini. "Kalau dikatakan ABRI tidak memiliki calon, tidak benar itu," kata Suparman kepada wartawan. Bahkan, Suparman juga menyatakan kalau calon wapres pilihan ABRI tak selalu berasal dari ABRI. Artinya, bisa jadi ABRI akan mencalonkan tokoh sipil. Pernyataan Suparman menyentak banyak kalangan. Sebagian menganggap itu tak etis. Selain karena Sidang Umum MPR masi

Satgas Purnawirawan ala Megawati

Purnawirawan ABRI jadi Satgas PDI? Kenapa tidak? Itulah yang dilakukan oleh DPD PDI Jatim. MESKI sudah tak menyandang senjata, aksi-aksi purnawirawan tetap saja mengundang perhatian, apalagi kalau para pensiunan itu bikin aksi yang kurang berkenan di hati pemerintah. Sebut saja aksi Pernyataan Keprihatinan 1 Juli yang dilontarkan beberapa mantan perwira tinggi ABRI, beberapa waktu lalu. Aksi yang mengkritik kondisi sosial-politik negara itu sempat membuat petinggi-petinggi ABRI risi. Kini, dalam lingkup yang lebih kecil, ada lagi aksi purnawirawan di Jawa Timur (Jatim). Beberapa purnawirawan memelopori pembentukan satuan tugas (satgas) di DPD PDI Jatim kubu Megawati Soekarnoputri. Satgas purnawirawan itu akan melengkapi Satgas PDI yang sudah ada. "Sebelumnya, PDI memang sudah memiliki satgas, sedangkan para purnawirawan bermaksud memantapkan organisasi yang telah ada," kata Sucipto, Ketua DPD PDI Jatim kubu Megawati. Mereka dimotori Susilo Muslim yang pensiunan Pasukan Gerak

Sandyakala ning Ciu, Tuak, dan Sejenisnya

Mabuk, dengan minuman tradisional maupun modern, sama saja. Mungkin karena itu, ditambah soal gengsi dan selera, kini minuman keras tradisional tergeser oleh bir dan sejenisnya. SEMAKIN malam, Bekonang semakin menampakkan wajahnya. Para lelaki, tua dan muda, tak ada beda: duduk-duduk santai di belasan warung makan di seputaran terminal kota kecamatan yang terletak sekitar 10 kilometer arah timur Solo, Jawa Tengah, itu. Obrolan di antara mereka terdengar riuh rendah. Topiknya bermacam-macam, mulai dari urusan keluarga, teman, sepak bola, hingga berita politik. Sesekali terdengar gelak tawa. Seronok benar. Sesekali juga, tangan mereka meraih botol-botol minuman ringan bermerek Sprite dan Coca-cola dari atas meja, menuangkan isinya ke dalam gelas, lalu meminumnya. Ada pula yang menghirupnya langsung dari mulut botol. Semakin malam, wajah-wajah mereka semakin memerah. Dan, bau alkohol pun semakin merebak. Sebab, botol-botol minuman ringan itu sebenarnya tak lagi berisi sama seperti keluar

Bukan Sembarang Cuti

Seorang Wakil Kasir PT Gudang Garam memanipulasi pembayaran. Caranya halus: sebagian masuk rekening pribadi, sebagian untuk perusahaan. PADA mulanya ia cuma diketahui mengambil cuti. Kemudian diketahui Rudi Wijayanto, Wakil Kasir PT Gudang Garam di Surabaya, juga mengambil uang perusahaan Rp 8,5 miliar. Rudi seharusnya bekerja kembali di kantornya pada 17 Februari lalu. Tapi, sampai menjelang Februari habis, ketika staf keuangan di Gudang Garam Surabaya harus menyusun laporan keuangan, wakil kasir itu belum juga nongol. Padahal, salah satu tugas Rudi adalah membuat laporan keuangan. Berkali-kali pihak Gudang Garam menelepon ke rumahnya, tak ada jawaban. Karena laki-laki itu tak terendus juga baunya, pada bulan Maret, manajemen perusahaan terpaksa membuat laporan keuangan tanpa dia. Dan, kemudian, tahulah mereka: Gudang Garam Surabaya tak cuma kehilangan wakil kasirnya, tapi juga sejumlah uang, mendekati Rp 8,5 miliar. Pihak manajemen menemukan selisih antara kas sesungguhnya dan nilai

Pol Golput KNPI

Hasil jajak pendapat DPD KNPI Malang menyimpulkan, 92,4 persen pemuda Malang memilih untuk golput. Validkah? SIAPA bilang dari sebuah organisasi yang dianggap perpanjangan tangan pemerintah tak bisa ditelurkan sebuah hasil penelitian yang "jujur"? Paling tidak, Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Malang, Jawa Timur, ingin menepis pandangan miring itu. Tanggal 25 Februari lalu, organisasi pemuda di bawah Golkar tersebut mengeluarkan hasil penelitian terbarunya tentang sikap politik pemuda Malang. "Hasil penelitiannya ternyata tak terduga," kata Didik Rusdianto, Ketua DPD KNPI Malang. Ternyata, 92,4 persen memilih tidak menusuk alias memilih "golongan putih" (golput). Hanya 6,5 persen yang menggunakan hak pilihnya, sedangkan 1,1 persen tidak memberikan jawaban. Tentang penilaian responden terhadap organisasi peserta pemilihan umum (OPP), 91,5 persen menyatakan OPP belum aspiratif; 6,5 persen berpendapat OPP sudah aspiratif, da

Sebuah Nyawa Berharga Rp 36 Ribu

Hanya dengan upah Rp 36 ribu, pemuda desa itu tega membunuh pacar temannya, yang sedang hamil, lalu membakar mayatnya. KEDUA pemuda itu tampak tegang saat majelis hakim Pengadilan Negeri (PN) Sidoarjo, Jawa Timur, yang dipimpin Tuti Sri Rijani, membacakan amar putusan. Seorang di antaranya, Asidillah, 21 tahun, menunduk terus sepanjang persidangan. Yang satunya lagi, Abu Sakur alias Ceker, 20 tahun, terlihat gelisah. Bahkan, ketika Hakim Tuti mengetukkan palu vonis penjara seumur hidup, Ceker langsung stres. Ia baru kembali normal setelah ditenangkan pengacaranya. Sejak awal persidangan, perkara Dillah, panggilan Asidillah, dan Ceker telah menarik minat warga Sidoarjo. Mereka dijerat jaksa dengan Pasal 338 KUHP tentang Pembunuhan Berencana. Dan, tak tanggung-tanggung, tuntutan terhadap kedua pemuda Desa Kalidawir, Sidoarjo, itu adalah hukuman mati. "Vonis seumur hidup itu merupakan yang tertinggi di sini sepanjang tahun 1990-an," ujar seorang panitera di PN Sidoarjo. Nasib ap

Di Mana Permata Rp 3 Miliar Itu

Perampokan permata bernilai Rp 3 miliar itu terjadi pada hari kedua Lebaran. Tidak ada petunjuk apa pun hingga saat ini. Kejadiannya juga mengandung banyak keganjilan. EMPAT puluh butir batu permata senilai Rp 3 miliar raib dibawa kabur lima orang perampok dari sebuah brankas di kantor Komite Tinju Indonesia (KTI) di Jalan Bintoro, Surabaya, 10 Februari lalu. Pemilik batu-batuan berharga--yang terdiri dari safir biru, berlian, mirah, jamrud, giok--itu adalah Wei Fan alias Paulus Welly Affandy, 53 tahun, Ketua KTI. Pada hari nahas tersebut, kantor KTI yang juga rumah tinggal Wei Fan hanya ditunggui oleh empat orang. Mereka adalah Jhony Tanuharja, 45 tahun, dan Joko Supriyanto, 24 tahun, keduanya pegawai KTI. Serta, ada dua wanita pembantu rumah tangga, yakni Murni, 30 tahun, dan Sarmi, 38 tahun. Akan halnya Wei Fan, yang baru keluar dari rumah sakit, sedang tidak ada di rumah Jalan Bintoro itu. Setelah dua minggu berlalu, kasus perampokan pada sore hari tersebut masih gelap tanpa petunj