Skip to main content

Posts

Showing posts from January, 2008

Misi Tak Selesai Menteri Yudhoyono

Misi Tak Selesai Menteri Yudhoyono SUSILO Bambang Yudhoyono sebetulnya bukan orang baru dalam penyelesaian kasus Soeharto. Delapan tahun silam, ketika menjadi Menteri Pertambangan dan Energi, ia mengemban misi damai dari Presiden Abdurrahman Wahid: meminta Keluarga Cendana menyerahkan sebagian harta mereka. Seperti sekarang, kala itu, usaha tersebut juga memancing kontroversi. Ada dugaan bahwa Yudhoyono dipilih karena dianggap dekat dengan Tutut, panggilan akrab Siti Hardijanti. Keduanya pernah sama-sama menjadi anggota panitia ad hoc dalam Sidang Umum MPR 1997. Tutut mewakili Golkar dan Yudhoyono mewakili TNI. Tapi Yudhoyono menampik soal kedekatan ini. Terus terang, saya sendiri tidak tahu alasan penunjukan itu. Saya tidak punya (sejarah) kedekatan dengan Pak Harto dan keluarga,” kata Yudhoyono kepada Tempo, Juni 2000. Menurut Abdurrahman Wahid, Yudhoyono piawai berunding. Ia merujuk pada penyelesaian kasus perusakan lingkungan oleh perusahaan tambang Newmont di Sulawesi Utara. Yudho

Rumah Tak Rampung di Danau Raya

Menteri Pertanian era Habibie menjadi calon tersangka. Gara-gara rumah dan tanah pemberian. PEREMPUAN paruh baya itu terlihat ragu-ragu keluar dari sebuah rumah di Kelurahan Tegal Lega, Bogor, Jawa Barat. Siti Sianah, istri Menteri Pertanian era Habibie, Soleh Solahuddin, memang melenggang keluar meski mengunci mulut. ”Jangan wawancara sekarang. Nanti saja,” katanya pada Jumat pekan lalu. Yang seharusnya ia bicarakan adalah perihal sang suami yang disebut Kejaksaan Agung sebagai calon tersangka dalam kasus dugaan suap Monsanto—perusahaan multinasional pengembang benih transgenik terbesar di dunia yang juga beroperasi di Indonesia. ”Ada bukti awal yang cukup kuat,” kata Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Khusus Kemas Yahya Rahman, Selasa pekan lalu. Berita tentang penyuapan ini mulanya tersebar tiga tahun lalu. Pada awal Januari 2005, asisten jaksa di Divisi Kejahatan Christopher A. Wray melansir berkas pengadilan Distrik Columbia, Amerika Serikat. Berkas itu menyatakan Monsanto melanggar

Cuma Soal Nasi Padang

Betulkah Antasari Azhar mengangkat sejumlah kawan dekatnya menjadi penasihat bayangan? ANTASARI Azhar mengaku punya kebiasaan baru. Setiap menghadiri hajatan, dia tidak bakal berlama-lama. Habis salaman dengan sahibul hajat, dia langsung kabur. Walhasil, cuma beberapa menit ia habiskan di tempat hajatan. Padahal, sebelumnya dia terhitung betah di tempat pesta. Habis salaman, Antasari menuju meja makan. Mencicipi hidangan lalu mengobrol ke sana kemari. Dia juga suka reuni dengan keluarga atau handai taulan di tempat pesta. Terpilih menjadi Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi awal Desember lalu, Antasari mengaku mengubah kebiasaan. ”Saya takut hajatan seperti itu dimanfaatkan orang bermasalah untuk ketemu.” katanya. Apalagi, ujarnya lebih lanjut, ”Saya disorot media terus-terusan.” Selain main petak umpet di tempat pesta, Antasari mengaku sekuat tenaga merapatkan barisan karyawan KPK. Sebab, begitu Antasari terpilih awal Desember lalu itu, merebak kabar bahwa sejumlah deputi dan staf seg