Skip to main content

Posts

Showing posts from June, 1999

Mega dalam Sangkar Fatwa

Penolakan terhadap wanita presiden terus bermunculan di mana-mana. MUI Pusat sendiri tak akan buat fatwa karena masih soal khilafiah. SUATU saat nanti, para Ulama akan berterima kasih kepada Megawati. Sebab, dari Mega-lah kemudian berkembang wacana ke pemimpinan wanita dalam Islam, yang sebelumnya nyaris tak terbahas. Kendati, gara-gara Mega pula, para ulama terbelah menjadi dua, antara yang menerima wanita presiden dan yang menolak. Ulama yang menolak akhir-akhir ini memang semakin santer. Misalnya pernyataan Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Partai Persatuan Pembangunan Hamzah Haz, pekan lalu. Berdasarkan pada pertimbangan ulamanya, ia putuskan menolak wanita presiden. Lalu, ada pertemuan sekitar 50 ulama Sampang dan Pamekasan di Pesantren Balabala, Pamekasan, Madura, 12 Juni lalu. Pertemuan yang dihadiri ulama kondang Madura, K.H. Alawy Muhammad, itu juga melibatkan ulama dari unsur Partai Persatuan Pembangunan, Partai Keadilan, dan Partai Bulan Bintang. Putusan terpenting pertemuan i

Yang Penting Berakhlak Mulia

SEJUMLAH suara setujudan menolak tentang kepemimpinan wanita direkam dalam beragam pendapat di bawah ini. * K.H. Zaini Ahmad Noeh, Ahli Fikih Politik: "Dalilnya Tidak Cukup Kuat " "Alquran pada dasarnya menempatkan wanita sejajar dengan pria. Amal baik laki-laki dan perempuan mendapatkan nilai dan kedudukan yang sama. Dalam persoalan ibadah langsung, seperti alat, para ulama sepakat memang laki-laki ditetapkan sebagai imam. Namun, dalam persoalan yang semakin berjarak atau tidak langsung ubudiyah, kedudukan wanita menjadi semakin cair. Alasan ulama yang tak setuju wanita jadi pemimpin dikaitkan dengan Surat An-Nisa Ayat 34, Ar-rijalu qowwamuna ala'nnisa Laki-laki adalah pemimpin dan penegak keadilan bagi kaum wanita). Tapi, bahasa Arab terkadang sangat diplomatis dan mengandung multitafsir. Kelanjutan ayat itu, "karena Allah melebihkan sebagian mereka daripada sebagian yang lain", di situ tidak ditegaskan laki-laki dilebihkan dari wanita. Ayat itu bisa diar

Menakar sebelum Koalisi Jadi

Peta koalisi belum tergambar. Manuver politik selnakin seru saja. Sikap TNI bagaimana? MENANG bukan dengan sendirinya menjadi penguasa. Itulah realitas yang dihadapi PDI Perjuangan (PDI-P) setelah berjaya dalam Pemilu 7 Juni barusan. Nasib mereka sangat berbeda dengan Golkar di zaman Soeharto; belum bertanding pun sudah pasti menang dan jagonya niscaya menjadi presiden. Tentu para pendukung PDI-P tak mengharapkan perlakuan istimewa seperti yang dinikmati Golkar itu. Sebab tak ada rintangan, hasrat untuk mengatasi, tuntutan kerja keras, serta unsur dramatis di sana. Unsur yang menjadi bius bagi para petarung sejati. Baik bantengnya maupun matadomya, misalnya. Yang mereka dambakan adalah iklim flir ply dengan hadiah dan ganjaran yang jelas bagi yang menang dan yang kalah. Masalah muncul ketika banyak pendukung Megawati -- yang sebagian besar rakyat kecil -- menganggap mereka telah memenangkan pemilu secarafair dan karena itu harus mendapatkan imbalan yang layak, yakni pimpinan mereka, Me

Kupu-Kupu Bertelur Dolar

Seorang mantan karyawan Pemerintah Daerah Jawa Timur berhasil menangkarkan kupu-kupu langka. Satu cara mencegah kupu-kupu punah. Kupu-kupu yang lucu Ke mana engkau terbang ... (Ibu Sud) ANDAI pengarang lagu kupu-kupu itu Hariyanto, staf Dinas Pengairan Pemerintah Daerah Jawa Timur, jawabnya jelas: "Ke hutan Argopuro, aku terbang." Lima tahun lalu, Hariyanto yang sedang mengawasi saluran irigasi di kawasan kaki Gunung Argopuro tertegun. Untuk pertama kalinya, ia melihat kupu-kupu yang sungguh cantik warna sayapnya. "Itu jenis yang belum pernah saya lihat," tutur karyawan yang telah belasan tahun naik-turun dan mengitari lereng Argopuro di kawasan Purbolinggo itu. Singkat kata, saat itu juga Hariyanto jatuh cinta kepada kupu-kupu: ia berniat memelihara. Kini, kisah cinta itu berbuah sudah. Bapak dari tiga anak yang telah pensiun dari pemerintah daerah itu sukses memelihara kupu-kupu dengan cara menangkarkan. Dan, itu juga berarti bisnis bernilai puluhan juta rupiah.