Skip to main content

Posts

Showing posts from November, 1998

Solider, Seluruh Negeri Kembali Bergolak

Demonstran menduduki bandar udara, fasilitas militer, DPRD, stasiun RRI, atau stasiun TVRI. Solidaritas terhadap korban Tragedi Semanggi yang menggerakkan mereka. PEMBANTAIAN mahasiswa dan elemen rakyat lain pada Tragedi Semanggi Jakarta Selatan, telah menyulut marah seluruh negeri. Sejak 13 November, Jumat, unjuk rasa merebak di mana-mana, dengan tuntutan dan pola aksi yang kurang lebih sama. Pengakhiran Dwifungsi ABRI menjadi isu sentral, di samping mengadili Soeharto segera. Menteri Pertahanan dan Keamanan/Panglima ABRI Jenderal Wiranto dan Presiden B.J. Habibie yang dianggap sebagai orang paling bertanggung jawab dalam penembakan tersebut dituntut mundur. Selain itu, legitimasi pemerintah mantan Menteri Riset dan Teknologi itu kembali digugat di sana-sini. Yang menarik dalam aksi-aksi sekarang adalah berkembangnya pola pendudukan, terutama, gedung instansi pemerintah yang dianggap strategis, seperti lapangan udara, gedung DPRD, markas militer (komando daerah militer, distrik milite

Kekuatan Penentang Status Quo

Pembantaian di Semanggi menggugah kembali solidaritas kolektif mahasiswa. Akankah mereka mengulang sejarah? GERAKAN mahasiswa menemukan kembali momentumnya. Pembantaian di Semanggi, Jakarta Selatan, telah menjadi kepedihan yang membangkitkan keberangan kolektif komunitas kampus. Seperti waktu menggempur Soeharto setelah pembantaian di Trisakti, Jakarta Barat, kini banyak dari mereka yang menempatkan diri di satu front dalam menghadapi ABRI yang diangggap kelewat represif. Kampus-kampus kembali bergolak dari Sabang hingga Merauke. Seperti di pengujung era Soeharto, isu sentral yang mereka kedepankan kurang lebih sama. Pun pola-pola aksinya. Kalau dulu memasalahkan Soeharto dan korupsi, kolusi, serta nepotisme, kini menyoal militerisme, Dwifungsi ABRI, serta B.J. Habibie yang tak kunjung berani mengadili Soeharto (lihat Solider, Seluruh Negeri Kembali Bergol). Yang menarik, mereka gemar melakukan pendudukan di kawasan vital. Tak lagi sekadar gedung DPRD, tapi bandar udara serta stasiun R

Harga Naik kendati Permintaan Turun

Tidak biasanya harga semen naik di pengujung tahun. Benarkah karena harga ekspor turun, produsen mencari kompensasi di pasar domestik? PRODUSEN semen Indonesia unjuk gigi. Secara serentak sejak awal November lalu, harga semen di Indonesia mengalami kenaikan. Tidak merata memang, tergantung pada tiaptiap produsen. Tapi, sembilan anggota Asosiasi Semen Indonesia (ASI) menikmati kenaikan sebesar 18 persen. Naiknya harga semen mungkin bukan berita luar biasa karena komoditas ini sudah lama dikenal paling gampang naik-turun. Namun, kenaikan kali ini agak mengherankan mengingat lonjakan itu justru terjadi di musim hujan saat konsumsi semen biasanya menurun. Mengapa? Direktur Industri Kimia Anorganik Departemen Perindustrian dan Perdagangan, Ida Bagus Agra Kusuma, mengatakan melonjaknya harga semen disebabkan beberapa hal, terutama komponen produksi mengalami kenaikan ongkos. Sebelumnya, produsen menggunakan komponen yang dibeli dengan kurs lama dan saat ini stok sudah habis sehingga memaksa

Bahaya Adu Massa di Sidang Istimewa

Penggalangan massa untuk mendukung atau menentang sidang istimewa terus berlanjut di seluruh negeri. Bakal rusuh lagikah? JAKARTA kembali laksana ajang prahara. Tentara dan polisi yang berjaga di kiaran Jembatan Semanggi (Senayan) atau lintasan strategis lain adalah semburat keadaan darurat. Pun kemah-kemah militer di sejumlah tempat serta cahaya temaram yang beberapa hari terakhir meraja kalau malam hari di distrik bisnis Sudirman-Thamrin. Dua hari menjelang sidang istimewa MPR, 8 November, parade kekuatan dari kalangan yang merasa menjadi bagian langsung dari pertikaian tampak melintas di jalan-jalan Jakarta. Dengan menumpang sejumlah truk terbuka, mereka berseru-seru kepada siapa saja yang dilaluinya. Orang yang belum terbebas dari teror kerusuhan Mei lalu bisa berdetak cepat lagi jantungnya. Pemandangan lebih seram lagi terasa esok harinya, Senin, 9 November, sehari menjelang pembukaan sidang istimewa. Kali ini, dua kekuatan yang bertentangan semakin terlihat mengasah kapak perangn

Ninja Asli Tak Diadili

Pekan ini, ratusan terdakwa pembantai "dukun santet" mulai disidangkan. Tapi, para "ninja asli" malah tidak diseret ke meja hijau. DRAMA pembantaian "dukun santet" memasuki babak baru. Bertepatan dengan peringatan Hari Pahlawan 10 November, persidangan para pelaku pembantaian dimulai di Pengadilan Negeri (PN) Banyuwangi. "Kami sudah menerima tiga berita acara pemeriksaan (BAP) dari kejaksaan," kata Beny Messakh, Kepala Hubungan Masyarakat PN Banyuwangi. Ketiga berkas itu mencakup delapan terdakwa. Selain itu, ada enam BAP lagi yang sudah diselesaikan kejaksaan. Sisanya (43 BAP) sedang dalam proses penyusunan. Total jenderal terdakwa yang akan dimejahijaukan berjumlah 173 orang. Untuk menuntut mereka, Kejaksaan Negeri Banyuwangi sudah mempersiapkan 18 jaksa yang dibagi dalam delapan tim. Pokoknya, kata Kepala Kejaksaan Negeri Banyuwangi, Sotion Usman Aji, aparat kejaksaan bekerja ekstra keras menangani perkara ini. Yang tak kalah repotnya adalah p