Skip to main content

Posts

Showing posts from August, 2006

Yang Terakhir di Loket 525

Tangan Komisi Yudisial kini tak bisa menyentuh hakim. Mahkamah Konstitusi memenangkan gugatan hakim agung. Proses amendemen paling cepat enam bulan. DUA ruangan yang berada dekat pintu masuk kantor Komisi Yudisial itu selalu tak pernah sepi. Yang satu ruang bernomor 526, tempat para wartawan berkumpul, yang lain nomor 525, ruang peng-aduan. Di sinilah, yang biasa disebut ”loket 525”, para pencari keadilan meng-adukan nasib. Biasanya mereka datang sembari menenteng segepok dokumen dan berharap besar komisi mengubah nasib mereka. Tapi, sejak Jumat lalu, loket 525 yang berada di lantai lima gedung Indonesia Trade, Jakarta Pusat, tempat Komisi Yudisial berkantor, ditutup. Pekan lalu rapat pleno Komisi memutuskan untuk sementara tidak menerima laporan masyarakat soal perilaku hakim. ”Sampai ada Undang-Undang Komisi Yudisial yang baru,” kata anggota Komisi, Soekotjo Soeparto. Ini memang buntut dari vonis Mahkamah Konstitusi yang menyatakan pasal-pasal terkait pengawasan hakim dalam Undang-U

Up close and personal

AsiaViews , Edition: 32/III/Aug/2006 In addition to being discharged from his post as Southeast Sulawesi Police Chief, Edhi Susilo is in danger of being fired from the police force. A NUMBER of policemen at the Southeast Sulawesi Police Headquarters were surprised at seeing Ertin's (not her real name) angry face. This woman police officer had just stepped out of the office of Brig. Gen. Edhi Susilo, Chief of Police of Southeast Sulawesi, on the third floor. “Ill-mannered! A superior should not have done that,” said Ertin angrily. She reported the matter to her colleagues who sought an explanation. After a few moments in Edhi's office, he approached her when she was leaving the room. Apparently Edhi had groped her. “I could only stare hard at him,” Ertin told Tempo. According to a Tempo source, Edhi started by holding the name badge pinned to the 40-year-old's left breast. Edhi's fingers, said the source, not only held the badge but also touched the sensitive part of he

Tangan Kapolda Terlalu ’Ramah’

Selain diberhentikan sebagai Kepala Polisi Daerah Sulawesi Tenggara, Edhi Susilo terancam dipecat sebagai anggota polisi. Akan diadili dalam sidang kode etik. SEJUMLAH polisi di Markas Kepolisian Daerah Sulawesi Tenggara terkejut melihat wajah Ertin—ini bukan nama sebenarnya—yang merah menahan amarah. Polisi wanita berpangkat perwira ini baru saja keluar dari ruang kerja Brigadir Jenderal Edhi Susilo, Kepala Polisi Daerah Sulawesi Tenggara, di lantai tiga. ”Kurang ajar! Tak sepantasnya atasan begitu,” ujar Ertin mengumpat. Ertin lalu dikerumuni rekan-rekan-nya. Ia pun bercerita. Setelah beberapa- saat di ruang Kapolda, kala ia akan ke luar, tiba-tiba Edhi mendekatinya.- Tangan Kapolda menjadi ”ramah”, akro-nim- anak muda yang artinya ”rajin menjamah”. Selain ”ramah”, tangan Kapolda itu pun menepuk-nepuk bahu Ertin. ”Saya hanya bisa menatapnya tajam,” kata Ertin kepada Tempo. Menurut sumber Tempo , Edhi memegang-megang tanda nama yang tersemat- di dada kiri Ertin, polisi wanita yang usi

Anugerah Suardi Tasrif 2006

Mantan Presiden KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) dan aktivis perempuan Gadis Arivia ditetapkan sebagai pemenang Anugerah Suardi Tasrif 2006 yang diberikan dalam rangka Ulang Tahun Ke-12 Aliansi Jurnalis Independen (AJI). Pengumuman pemenang Anugerah Suardi Tasrif itu disampaikan Sekretaris Jenderal AJI Abdul Manan dan Koordinator Juri Willy Pramudya di Jakarta, Kamis (10/8). Gur Dur dinilai sebagai tokoh yang konsisten dalam memperjuangkan kebebasan berekspresi. Demikian pula halnya dengan Gadis. Ia dinilai sebagai tokoh yang penting dalam aksi penolakan terhadap RUU Antipornografi. (wis) Kompas, Jumat, 11 Agustus 2006 Kilas Politik dan Hukum http://www.kompas.com/kompas-cetak/0608/11/Politikhukum/2873601.htm 

Gus Dur, Gadis honored with press award

The Jakarta Post, Jakarta August 11, 2006 A controversial religious leader and a feminist writer were named winners of an award for freedom of expression Thursday. They are former president Abdurrahman "Gus Dur" Wahid and Gadis Arivia who founded Jurnal Perempuan, a woman's journal. A member of the jury, Endy M. Bayuni, said the decision to present them the Suardi Tasrif award, named after a noted journalist, was because "they succeeded in opening the public's perspective in the controversial debate of the pornography bill, that more was at stake beyond the bill itself." Gadis and Gus Dur were among many who raised concerns of the threat to the country's pluralism, freedom of expression and womens' rights should the bill take effect. The presentation will take place Friday in conjunction with the 12th anniversary of the press organization issuing the annual award, the Alliance of Independent Journalists (AJI). Although many others had raised similar

Repotnya Membuat Pedoman Hakim

Komisi Yudisial membuat pedoman etika hakim. Lebih tegas ketimbang versi Mahkamah Agung. ---- LANGKAH Komisi Yudisial mengegolkan Pedoman Etika dan Perilaku Hakim bisa jadi tak bakal mulus. Tanda-tanda “perlawanan” sudah dilancarkan oleh Mahkamah Agung, lembaga yang selama ini kerap berseberangan dengan komisi itu. Mahkamah Agung, yang lebih dulu memiliki Pedoman Perilaku Hakim, menyatakan lebih berhak mengatur para hakim. “Mereka bisa membikin pedoman, tapi apa itu berlaku untuk hakim?” ujar Ketua Muda Mahkamah Agung Bidang Perdata, Harifin A. Tumpa. Ini tentu bukan sinyal bagus untuk komisi itu, yang Rabu pekan lalu memperingati setahun usianya. Dua hari sebelumnya, Komisi Yudisial sudah menggelar acara konsultasi publik atas Rancangan Pedoman Etika dan Perilaku Hakim yang mereka ciptakan. Ini bukan yang pertama. Sejak Juli, acara serupa sudah mereka usung ke tujuh kota di Indonesia. “Komunitas hakim di sejumlah daerah juga ikut memberi masukan,” kata Ketua Komisi Yudisial, Busyro Mu