Skip to main content

Presiden Korsel Minta Maaf Atas Skandal Badan Intelijennya

Seoul - Presiden Korea Selatan, Park Geun-hye, Selasa 15 April 2013 menyatakan maaf atas skandal terbaru yang mengguncang intelijen negara ini di mana tiga pejabat telah didakwa dengan konspirasi untuk merekayasa bukti terhadap seorang pria yang dituduh menjadi mata-mata Korea Utara.


Kasus ini adalah yang terbaru dalam kontroversi panjang yang menandai sejarah bermasalah dari Dinas Intelijen Nasional yang telah memicu panggilan untuk reformasi, tetapi telah terkenal menolak untuk berubah .

Park memperingatkan badan intelijen harus memperbaiki cara-caranya.

"Dengan menyesal, praktik salah dan lemahnya sistem pengawasan Dinas Intelijen Nasional yang terungkap dan menimbulkan kekhawatiran di kalangan masyarakat, dan saya meminta maaf untuk ini," kata Park dalam pertemuan kabinet.

Ayah Park, Park Chung-hee, dibunuh pada tahun 1979 oleh kepala badan intelijen negara ini, pendahulu Dinas Intelijen Nasional, di puncak perebutan kekuasaan yang melibatkan para pembantu dekat mendiang presiden itu.

Dinas intelijen telah mengalami dua perubahan nama dan berbagai reformasi organisasi dalam upaya untuk melepaskan citra badan ini sebagai alat politik presiden yang berkuasa dan diharapkan untuk lebih fokus pada kontra spionase terhadap Korea Utara.

Korea Selatan dan tetangganya yang miskin dan tertutup, Korea Utara, secara teknis masih dalam perang setelah konflik tahun 1950-1953 berakhir dengan gencatan senjata belaka, bukan perjanjian damai. Korea Utara secara rutin mengancam Korea Selatan dan sekutu utamanya, Amerika Serikat.

Pada hari Senin, jaksa mengumumkan dakwaan terhadap dua pejabat badan intelijen setelah didakwa pada bulan Maret lalu karena dicurigai terlibat merekayasa dokumen imigrasi Cina untuk mendukung kasus terhadap seseorang yang dituduh sebagai mata-mata Korea Utara.

Namun jaksa mengatakan mereka tidak menemukan alasan untuk meyakini bahwa pejabat senior badan ini, termasuk pemimpinnya, Nam Jae-joon, terlibat dalam konspirasi itu. Penyelidikan terhadapnya juga dihentikan.

Oposisi politik menuduh jaksa yang memungkinkan badan intelijen menangani kasusnya sendiri.

Tahun lalu, badan intelijen juga diguncang oleh tuduhan bahwa mereka mengoperasikan kampanye rahasia untuk membantu memenangkan Park, kandidat konservatif, yang berujung pada dakwaan terhadap sejumlah pejabat, termasuk mantan pemimpinnya, Won Sei-hoon.

Won telah diadili dan menunggu sidang vonis. Park menyangkal ia menyadari ada aktivitas badan intelijen yang membantunya memenangkan pemilu Desember 2012.

REUTERS | ABDUL MANAN
TEMPO.CO | SELASA, 15 APRIL 2014 | 23:10 WIB

Comments

Popular posts from this blog

Melacak Akar Terorisme di Indonesia

Judul: The Roots of Terrorism in Indonesia: From Darul Islam to Jemaah Islamiyah Penulis: Solahudin Penerbit: University of New South Wales, Australia Cetakan: Juli 2013 Halaman: 236