Barack Obama Peringatkan Korea Utara Soal Nuklirnya
Seoul - Barack Obama memperingatkan Korea Utara bahwa Amerika Serikat tidak akan ragu menggunakan kekuatan militernya untuk membela sekutunya. Ia juga mengutuk tindakan negara itu yang lebih suka membuat rakyatnya kelaparan dan lebih senang hanya memberi harapan dan mimpi.
"Sikap Korea Utara yang melanjutkan usahanya untuk memiliki senjata nuklir adalah jalan yang hanya membuat negara itu lebih terisolasi," kata Presiden AS, Sabtu 26 April 2014, pada kunjungannya ke Korea Selatan, yang bertepatan dengan adanya tanda-tanda Korea Utara akan melakukan uji coba nuklir keempatnya. Obama menyebut kemungkinan sanksi lebih lanjut jika uji coba dilanjutkan.
"Komitmen Amerika Serikat yang telah dibuat untuk keamanan Republik Korea (Korea Selatan) bertambah kuat dalam menghadapi agresi," kata Obama dalam pidatonya kepada 28.000 tentara Amerika di Garnisun Yongsan, markas bagi pasukan Amerika Serikat di negara itu.
Website 38 North, yang memantau Korea Utara, mengatakan bahwa citra satelit komersial Rabu 23 April 2014 menunjukkan ada peningkatan pergerakan kendaraan dan material di dekat pintu masuk ke dua terowongan di lokasi uji coba nuklir Punggye-ri. Gerakan bisa menjadi persiapan untuk ledakan atom bawah tanah, meskipun memprediksi adanya uji coba itu juga sulit.
Obama mengatakan, upaya yang dilakukan Korea Utara selama ini hanya untuk menunjukkan kekuatan. " Siapa saja bisa membuat ancaman. Siapapun dapat memindahkan tentaranya. Siapapun dapat memamerkan rudal. Tapi itu tidak akan membuat Anda kuat. Kami kami tidak akan ragu-ragu menggunakan kekuatan militer kami untuk mempertahankan sekutu-sekutu kami dan cara hidup kita," kata Obama.
Kantor beirta Korea Utara, The Korean Central News Agency (KCNA) melaporkan pada hari Sabtu bahwa Kim Jong-un , pemimpin Korea Utara, telah mendesak prajuritnya bersiap untuk "Konflik di masa mendatang dengan Amerika Serikat." Tapi, peringatan seperti itu dilakukan secara teratur oleh Pyongyang.
Pidato 10 menit Barack Obama itu disampaikan usai mengikuti pemaparan bersama soal pertahanan dengan Presiden Korea Selatan, Park Geun-hye, yang berfokus pada upaya untuk melawan ambisi Korea Utara yang ingin mengembangkan nuklir.
Setelah pidato itu, Obama berangkat ke Malaysia, persinggahan ketiganya dalam tur ke empat negara Asia. Dia mengawali perjalanannya di Jepang dan negara terakhir yang akan dikunjunginya awal pekan depan adalah Filipina.
Guardian | Abdul Manan
"Sikap Korea Utara yang melanjutkan usahanya untuk memiliki senjata nuklir adalah jalan yang hanya membuat negara itu lebih terisolasi," kata Presiden AS, Sabtu 26 April 2014, pada kunjungannya ke Korea Selatan, yang bertepatan dengan adanya tanda-tanda Korea Utara akan melakukan uji coba nuklir keempatnya. Obama menyebut kemungkinan sanksi lebih lanjut jika uji coba dilanjutkan.
"Komitmen Amerika Serikat yang telah dibuat untuk keamanan Republik Korea (Korea Selatan) bertambah kuat dalam menghadapi agresi," kata Obama dalam pidatonya kepada 28.000 tentara Amerika di Garnisun Yongsan, markas bagi pasukan Amerika Serikat di negara itu.
Website 38 North, yang memantau Korea Utara, mengatakan bahwa citra satelit komersial Rabu 23 April 2014 menunjukkan ada peningkatan pergerakan kendaraan dan material di dekat pintu masuk ke dua terowongan di lokasi uji coba nuklir Punggye-ri. Gerakan bisa menjadi persiapan untuk ledakan atom bawah tanah, meskipun memprediksi adanya uji coba itu juga sulit.
Obama mengatakan, upaya yang dilakukan Korea Utara selama ini hanya untuk menunjukkan kekuatan. " Siapa saja bisa membuat ancaman. Siapapun dapat memindahkan tentaranya. Siapapun dapat memamerkan rudal. Tapi itu tidak akan membuat Anda kuat. Kami kami tidak akan ragu-ragu menggunakan kekuatan militer kami untuk mempertahankan sekutu-sekutu kami dan cara hidup kita," kata Obama.
Kantor beirta Korea Utara, The Korean Central News Agency (KCNA) melaporkan pada hari Sabtu bahwa Kim Jong-un , pemimpin Korea Utara, telah mendesak prajuritnya bersiap untuk "Konflik di masa mendatang dengan Amerika Serikat." Tapi, peringatan seperti itu dilakukan secara teratur oleh Pyongyang.
Pidato 10 menit Barack Obama itu disampaikan usai mengikuti pemaparan bersama soal pertahanan dengan Presiden Korea Selatan, Park Geun-hye, yang berfokus pada upaya untuk melawan ambisi Korea Utara yang ingin mengembangkan nuklir.
Setelah pidato itu, Obama berangkat ke Malaysia, persinggahan ketiganya dalam tur ke empat negara Asia. Dia mengawali perjalanannya di Jepang dan negara terakhir yang akan dikunjunginya awal pekan depan adalah Filipina.
Guardian | Abdul Manan
Comments