Skip to main content

Ekuador Usir Staf Militer Kedutaan Besar AS

Quito - Pemerintah Ekuador telah memerintahkan 20 staf Departemen Pertahanan dalam kelompok militer di Kedutaan Besar Amerika Serikat untuk meninggalkan negara itu pada akhir bulan, kata Associated Press seperti dilansir USA Today edisi 25 April 2014.

Kelompok ini diperintahkan untuk menghentikan operasinya di Ekuador dalam sebuah surat tertanggal 7 April 2014, kata juru bicara kedutaan AS di Ekuador, Jeffrey Weinshenker.

AP pertama kali mengetahui adanya pengusiran itu dari seorang pejabat senior Ekuador yang menolak untuk diidentifikasi namanya karena sensitifnya informasi itu.

Presiden Rafael Correa mengeluhkan secara terbuka Januari lalu bahwa Washington memiliki terlalu banyak perwira militer di Ekuador, mengklaim ada 50 orang dan mereka "menyusup di semua sektor". Pada saat itu, ia mengatakan ia berencana untuk meminta beberapa di antara mereka untuk keluar dari negara ini .

Weinshenker mengatakan, kelompok militer memiliki 20 staf Departemen Pertahanan, tidak semua dari mereka berseragam. Washington telah memberikan US$ 7 juta berupa bantuan keamanan ke Ekuador tahun lalu, termasuk berupa pelatihan teknis untuk perawatan pesawat dan kerjasama dalam memerangi perdagangan narkoba, perdagangan manusia, dan terorisme.

Weinshenker mengatakan kerjasama militer AS di Ekuador dimulai empat dekade lalu dan "semua kegiatan yang kita lakukan telah mendapatkan persetujuan eksplisit dari rekan-rekan Ekuador kami."

Hubungan AS dengan Ekuador tegang dalam beberapa tahun terakhir, bahkan sebelum Correa memberikan suaka pada tahun 2012 kepada pendiri WikiLeaks, Julian Assange. Wikileaks membocorkan ribuan dokumen militer AS dan kabel diplomatik, yang itu sangat memalukan Washington.

Correa sebelumnya telah mengusir setidaknya tiga diplomat AS, termasuk kini Duta Besar Heather Hodges pada tahun 2011, menanggapi adanya kabel diplomatik AS yang dibocorkan oleh WikiLeaks. Isi bocoran itu menunjukkan bahwa Correa mengetahui adanya korupsi tingkat tinggi di kalangan polisi.

Pada bulan November, pemerintah Correa mengatakan meminta US Agency for International Development (USAID) untuk mengakhiri operasinya di negara itu, dan menuduh badan itu mendukung kelompok oposisi Ekuador.

Tak lama setelah menjabat sebagai presiden pada 2007, Correa membersihkan perwira militer Ekuador yang dianggap memiliki hubungan dekat dengan Amerika Serikat. Dia juga mengakhiri perjanjian dengan Washington yang memungkinkan pesawat AS yang memerangi perdagangan obat, memiliki pangkalan di lapangan udara Ekuador di Manta.

Correa populer di dalam negeri karena program perangnya melawan kemiskinan, tapi secara luas dikritik karena menekan kebebasan sipil dan menggunakan hukum pidana pencemaran nama baik (defamation) terhadap wartawan.

USA TODAY | ABDUL MANAN

TEMPO.CO | JUM'AT, 25 APRIL 2014 | 16:56 WIB

Comments

Popular posts from this blog

Melacak Akar Terorisme di Indonesia

Judul: The Roots of Terrorism in Indonesia: From Darul Islam to Jemaah Islamiyah Penulis: Solahudin Penerbit: University of New South Wales, Australia Cetakan: Juli 2013 Halaman: 236