Tokoh Al-Qaeda Diculik, Libya Minta Klarifikasi AS
Tripoli - Pemerintah Libya, Ahad, 6 Oktober 2013, meminta klarifikasi dari Amerika Serikat tentang sebuah penculikan di Tripoli terhadap pemimpin Al-Qaeda terkait dengan pemboman Kedutaan AS 1998 di Afrika Timur.
Reaksi pemerintah ini terjadi sehari setelah pasukan khusus Amerika Serikat menangkap Nazih Abdul-Hamed al-Ruqai, yang dikenal dengan nama Anas al-Libi, dalam sebuah penyergapan. Al-Libi berada di daftar paling dicari FBI dengan hadiah US$ 5 juta bagi yang berhasil memberi petunjuk pada penangkapannya.
Dalam pernyataannya, pemerintah Libya menyatakan sudah "menghubungi pihak berwenang AS dan memintanya memberikan klarifikasi" mengenai penculikan al-Libi. Libya juga mengatakan pihaknya berharap insiden itu tidak akan mempengaruhi hubungan strategis dengan Amerika Serikat.
Serangan di Tripoli ini adalah salah satu dari dua operasi kontraterorisme yang dilakukan oleh AS pada Sabtu, 6 Oktober 2013. Di Somalia, Navy SEALs menyerbu tempat yang diyakini sebagai persembunyian pemimpin Al-Shabab di Kenya. Penggerebekan itu dibatalkan setelah terjadi baku tembak hebat.Tidak ada korban dalam dua operasi ini.
Serangan terhadap dua kelompok ekstremis Islam ini terkait dengan peran mereka dalam pengeboman Kedutaan AS di Dar es Salaam, Tanzania, dan Nairobi, Kenya, pada 7 Agustus 1998, yang menewaskan lebih dari 220 orang.
Juru bicara Departemen Pertahanan AS George Little mengatakan, Sabtu, 6 Oktober 2013, al-Libi "saat ini sah ditahan oleh militer AS di lokasi yang aman di luar Libya." Dia tidak mengungkapkan rincian lebih lanjut soal penahanan terhadap al-Libi itu.
Koresponden CBS News David Martin melaporkan, penyergapan ini sangat berisiko karena terjadi di ibu kota. Menurut Martin, al-Libi saat ini kemungkinan sudah berada di sebuah kapal di Mediterania, di mana ia akan diinterogasi sebelum dibawa ke AS untuk diadili.
Saudara al-Libi, Nabih, 49 tahun, mengisahkan soal penangkapan itu. Sabtu, 6 Oktober 2013 pagi, al-Libi parkir di luar rumahnya setelah salat subuh. Tiba-tiba ada tiga kendaraan mengepungnya. Dari dalamnya keluar orang-orang bersenjata, menghancurkan jendela mobil al-Libi, merebut senjatanya, menangkap, dan membawanya pergi. Kata Nabih, istri al-Libi melihat penculikan itu dari jendela rumahnya.
Al-Libi adalah komandan tepecaya Al-Qaeda yang menghabiskan waktu dengan pemimpin Al-Qaeda Osama bin Laden ketika ia berbasis di Sudan dan kemudian Afganistan pada pertengahan 1990-an. Selain menjadi tersangka dalang pemboman kedutaan AS 1998 di Afrika Timur, al-Libi diyakini sebagai penulis buku "manual teror" Al-Qaeda. Ia diperkirakan kembali ke Libya selama perang saudara tahun 2011 yang menyebabkan terbunuhnya Muammar Qaddafi.
Menteri Luar Negeri AS John Kerry, Ahad, 6 Oktober 2013 mengatakan, penggerebekan itu akan mengirim pesan kepada dunia bahwa teroris "dapat menjalankan operasinya tetapi mereka tidak bisa bersembunyi."
"Kami berharap bahwa ini menjadi pesan jelas bahwa Amerika Serikat tidak akan pernah berhenti menuntut pertanggungjawaban mereka yang melakukan aksi teror," kata Kerry, di sela menghadiri pertemuan KTT APEC di Bali, Indonesia.
CBS | ABDUL MANAN
TEMPO.CO | SENIN, 07 OKTOBER 2013 | 10:12 WIB
Reaksi pemerintah ini terjadi sehari setelah pasukan khusus Amerika Serikat menangkap Nazih Abdul-Hamed al-Ruqai, yang dikenal dengan nama Anas al-Libi, dalam sebuah penyergapan. Al-Libi berada di daftar paling dicari FBI dengan hadiah US$ 5 juta bagi yang berhasil memberi petunjuk pada penangkapannya.
Dalam pernyataannya, pemerintah Libya menyatakan sudah "menghubungi pihak berwenang AS dan memintanya memberikan klarifikasi" mengenai penculikan al-Libi. Libya juga mengatakan pihaknya berharap insiden itu tidak akan mempengaruhi hubungan strategis dengan Amerika Serikat.
Serangan di Tripoli ini adalah salah satu dari dua operasi kontraterorisme yang dilakukan oleh AS pada Sabtu, 6 Oktober 2013. Di Somalia, Navy SEALs menyerbu tempat yang diyakini sebagai persembunyian pemimpin Al-Shabab di Kenya. Penggerebekan itu dibatalkan setelah terjadi baku tembak hebat.Tidak ada korban dalam dua operasi ini.
Serangan terhadap dua kelompok ekstremis Islam ini terkait dengan peran mereka dalam pengeboman Kedutaan AS di Dar es Salaam, Tanzania, dan Nairobi, Kenya, pada 7 Agustus 1998, yang menewaskan lebih dari 220 orang.
Juru bicara Departemen Pertahanan AS George Little mengatakan, Sabtu, 6 Oktober 2013, al-Libi "saat ini sah ditahan oleh militer AS di lokasi yang aman di luar Libya." Dia tidak mengungkapkan rincian lebih lanjut soal penahanan terhadap al-Libi itu.
Koresponden CBS News David Martin melaporkan, penyergapan ini sangat berisiko karena terjadi di ibu kota. Menurut Martin, al-Libi saat ini kemungkinan sudah berada di sebuah kapal di Mediterania, di mana ia akan diinterogasi sebelum dibawa ke AS untuk diadili.
Saudara al-Libi, Nabih, 49 tahun, mengisahkan soal penangkapan itu. Sabtu, 6 Oktober 2013 pagi, al-Libi parkir di luar rumahnya setelah salat subuh. Tiba-tiba ada tiga kendaraan mengepungnya. Dari dalamnya keluar orang-orang bersenjata, menghancurkan jendela mobil al-Libi, merebut senjatanya, menangkap, dan membawanya pergi. Kata Nabih, istri al-Libi melihat penculikan itu dari jendela rumahnya.
Al-Libi adalah komandan tepecaya Al-Qaeda yang menghabiskan waktu dengan pemimpin Al-Qaeda Osama bin Laden ketika ia berbasis di Sudan dan kemudian Afganistan pada pertengahan 1990-an. Selain menjadi tersangka dalang pemboman kedutaan AS 1998 di Afrika Timur, al-Libi diyakini sebagai penulis buku "manual teror" Al-Qaeda. Ia diperkirakan kembali ke Libya selama perang saudara tahun 2011 yang menyebabkan terbunuhnya Muammar Qaddafi.
Menteri Luar Negeri AS John Kerry, Ahad, 6 Oktober 2013 mengatakan, penggerebekan itu akan mengirim pesan kepada dunia bahwa teroris "dapat menjalankan operasinya tetapi mereka tidak bisa bersembunyi."
"Kami berharap bahwa ini menjadi pesan jelas bahwa Amerika Serikat tidak akan pernah berhenti menuntut pertanggungjawaban mereka yang melakukan aksi teror," kata Kerry, di sela menghadiri pertemuan KTT APEC di Bali, Indonesia.
CBS | ABDUL MANAN
TEMPO.CO | SENIN, 07 OKTOBER 2013 | 10:12 WIB
Comments