Inggris Miliki Markas Pengintaian di Timur Tengah
London - Inggris mengoperasikan jaringan pengintaian rahasia di Timur Tengah, yang itu merupakan bagian dari proyek senilai US$ 1,5 milyar, kata laporan yang ditulis oleh media Inggris, Independent. Pangkalan ini melakukan penyadapan dan mengumpulkan surat elektronik, catatan panggilan telepon, dan lalu lintas web untuk intelijen Barat.
Proyek rahasia untuk memmonitor internet ini masih berlangsung dan dilakukan oleh badan intelijen Inggris yang terkait dengan soal komunikasi, Government Communications Headquarters (GCHQ). Independent menulis berita itu berdasarkan dokumen yang dibocorkan Edward Snowden.
Namun Jumat (23/08/2013) lalu, media Inggris, Guardian menerbitkan komentar Glenn Greenwald yang menampik kemungkinan bahwa Snowden sebagai pembocor informasi tersebut. Greenwald adalah jurnalis Guardian yang semula bertemu Snowden dan pertama kali menulis berita soal pembocoran program penyadapan rahasia yang dilakukan partner GCHQ di Amerika Serikat, yaitu National Security Agency (NSA).
Laporan Independent mengatakan bahwa pangkalan mata-mata itu dapat mencegat data, dari satelit dan kabel serat optik bawah laut yang melewati Timur Tengah. Data itu kemudian akan disalin ke tempat penyimpanan komputer besar, "buffer." Setelah itu, data itu lantas dianalisis dan diteruskan kepada CGHQ, dan nantinya dibagi kepada National Security Agency (NSA).
Inggris berpendapat bahwa pangkalan itu adalah pusat "perang melawan teror" negara Barat dan sangat membantu dengan memberi "peringatan dini" ketika datang kemungkinan adanya serangan. Pangkalan itu juga dapat memperoleh akses ke kabel bawah laut yang melewati daerah ini.
Sumber-sumber intelijen Inggris mempertahankan pangkalan itu untuk secara ketat memantau informasi terkait masalah "keamanan, teror, dan kejahatan terorganisir."
Dalam artikel itu, Independent menjelaskan bahwa mereka tidak mengungkapkan lokasi persis dari markas itu. Media Inggris itu juga mengaku menerima 50.000 dokumen rahasia soal GCHQ yang dibocorkan oleh Snowden, yang banyak diantaranya diunduh dari "sebuah situs informasi Wikipedia gaya internal yang disebut GC-Wiki" pada tahun 2012.
Kepedulian utama Inggris adalah bahwa lokasi rahasia dari pangkalan pengintaiannya di Timur Tengah akan diketahui publik, kata Independent.
Pangkalan itu merupakan bagian dari proyek besar pengamatan senilai US$ 1,5 miliar, dengan sandi "Tempora", yang tujuannya besarnya adalah melakukan pencegatan komunikasi secara global.
Pangkalan di Timur Tengah itu dibuat setelah ada surat perintah yang ditandatangani oleh Menteri Luar Negeri Inggris David Miliband. Surat itu memberi izin kepada GCHQ untuk memantau, menyimpan, dan menganalisis data yang melewati kabel serat optik yang menghubungkan internet di seluruh dunia.
Surat itu memungkinkan GCHQ untuk mengumpulkan informasi tentang "niat politik kekuatan asing, terorisme, proliferasi, tentara bayaran, perusahaan militer swasta, dan penipuan keuangan yang serius."
Lisensi itu diperbarui setiap enam bulan dan Menteri Luar Negeri Inggris memiliki wewenang mengubah sesuai keinginannya.
Russia Today | Abdul Manan
TEMPO.CO | SABTU, 24 AGUSTUS 2013 | 23:33 WIB
Proyek rahasia untuk memmonitor internet ini masih berlangsung dan dilakukan oleh badan intelijen Inggris yang terkait dengan soal komunikasi, Government Communications Headquarters (GCHQ). Independent menulis berita itu berdasarkan dokumen yang dibocorkan Edward Snowden.
Namun Jumat (23/08/2013) lalu, media Inggris, Guardian menerbitkan komentar Glenn Greenwald yang menampik kemungkinan bahwa Snowden sebagai pembocor informasi tersebut. Greenwald adalah jurnalis Guardian yang semula bertemu Snowden dan pertama kali menulis berita soal pembocoran program penyadapan rahasia yang dilakukan partner GCHQ di Amerika Serikat, yaitu National Security Agency (NSA).
Laporan Independent mengatakan bahwa pangkalan mata-mata itu dapat mencegat data, dari satelit dan kabel serat optik bawah laut yang melewati Timur Tengah. Data itu kemudian akan disalin ke tempat penyimpanan komputer besar, "buffer." Setelah itu, data itu lantas dianalisis dan diteruskan kepada CGHQ, dan nantinya dibagi kepada National Security Agency (NSA).
Inggris berpendapat bahwa pangkalan itu adalah pusat "perang melawan teror" negara Barat dan sangat membantu dengan memberi "peringatan dini" ketika datang kemungkinan adanya serangan. Pangkalan itu juga dapat memperoleh akses ke kabel bawah laut yang melewati daerah ini.
Sumber-sumber intelijen Inggris mempertahankan pangkalan itu untuk secara ketat memantau informasi terkait masalah "keamanan, teror, dan kejahatan terorganisir."
Dalam artikel itu, Independent menjelaskan bahwa mereka tidak mengungkapkan lokasi persis dari markas itu. Media Inggris itu juga mengaku menerima 50.000 dokumen rahasia soal GCHQ yang dibocorkan oleh Snowden, yang banyak diantaranya diunduh dari "sebuah situs informasi Wikipedia gaya internal yang disebut GC-Wiki" pada tahun 2012.
Kepedulian utama Inggris adalah bahwa lokasi rahasia dari pangkalan pengintaiannya di Timur Tengah akan diketahui publik, kata Independent.
Pangkalan itu merupakan bagian dari proyek besar pengamatan senilai US$ 1,5 miliar, dengan sandi "Tempora", yang tujuannya besarnya adalah melakukan pencegatan komunikasi secara global.
Pangkalan di Timur Tengah itu dibuat setelah ada surat perintah yang ditandatangani oleh Menteri Luar Negeri Inggris David Miliband. Surat itu memberi izin kepada GCHQ untuk memantau, menyimpan, dan menganalisis data yang melewati kabel serat optik yang menghubungkan internet di seluruh dunia.
Surat itu memungkinkan GCHQ untuk mengumpulkan informasi tentang "niat politik kekuatan asing, terorisme, proliferasi, tentara bayaran, perusahaan militer swasta, dan penipuan keuangan yang serius."
Lisensi itu diperbarui setiap enam bulan dan Menteri Luar Negeri Inggris memiliki wewenang mengubah sesuai keinginannya.
Russia Today | Abdul Manan
TEMPO.CO | SABTU, 24 AGUSTUS 2013 | 23:33 WIB
Comments