Skip to main content

Tersangka Kasus Litvinenko Menolak Bekerjasama

London - Andrei Lugovoy, salah satu tersangka dalam kasus pembunuhan Alexander Litvinenko, mengatakan tidak mau lagi bekerja sama dengan Komisi Penyelidik Inggris. Litvinenko adalah mantan agen rahasia Russia, KGB, yang menyeberang ke Inggris dan meninggal akibat keracunan polonium-210 di London, 2006 lalu.
Lugovoy, mantan agen KGB yang sekarang menjadi anggota parlemen Rusia, menyatakan soal ini dalam konferensi pers di Moskow, Selasa 12 Maret 2013. Lugovoy menyebut Inggris berusaha untuk menyembunyikan kebenaran tentang kematian Litvinenko dengan merahasiakan bukti-bukti dalam kasus itu.

Pernyataan sikap Lugovoy ini diprediksi ini akan meningkatkan ketegangan antara Inggris dan Rusia, yang perwakilannya akan bertemu di London, Rabu 13 Maret 2013. Pertemuan itu sebagai upaya terbaru kedua negara untuk memperbaiki hubungan keduanya yang tegang paska kematian Litvinenko.

Menteri Luar Negeri Inggris William Hague dan Menteri Pertahanan Inggris Philip Hammond dijadwalkan bertemu untuk membahas isu-isu internasional dan bilateral dengan Menteri Luar Negeri Russia Sergei Lavrov dan Menteri Pertahanan Russia Sergei Shoigu. Moskow menyebut pertemuan rabu itu sebagai "dialog strategis."

"Saya telah sampai pada kesimpulan bahwa pemerintah Inggris tidak akan memberi saya kesempatan untuk membuktikan ketidakbersalahan saya. Saya tidak akan bisa mendapatkan keadilan di Inggris," kata Lugovoy, sembari menyampaikan bantahan keterlibatannya dalam kematian Litvinenko.

Rusia juga membantah terlibat dalam pembunuhan itu dan menolak untuk mengekstradisi Lugovoy ke Inggris yang sedang menyelidiki kasus tersebut.

Reuters | Abdul Manan

TEMPO.CO | SELASA, 12 MARET 2013 | 20:08 WIB

Comments

Popular posts from this blog

Melacak Akar Terorisme di Indonesia

Judul: The Roots of Terrorism in Indonesia: From Darul Islam to Jemaah Islamiyah Penulis: Solahudin Penerbit: University of New South Wales, Australia Cetakan: Juli 2013 Halaman: 236