CPJ: Indonesia Masuk Lima Negara 'Berbahaya' bagi Jurnalis
KAMIS, 06 JANUARI 2011 | 20:12 WIB
TEMPO Interaktif, Jakarta - Committee to Protect Journalists, organisasi internasional yang aktif berkampanye tentang perlindungan jurnalis, menempatkan Pakistan sebagai negara yang paling mematikan bagi jurnalis di tahun 2010. Negara yang kasus serangan bunuh dirinya sedang meningkat ini dicatat sebagai negara paling banyak mencatat kasus jurnalis tewas karena profesinya.
Dalam siaran pers yang diterima Tempo, Kamis (6/1/2011), CPJ melansir ada delapan dari 44 jurnalis yang terbunuh di Pakistan. Daerah yang disebut juga berbahaya setelah Pakistan adalah Irak --dengan lima jurnalis tewas, Honduras, Meksiko dan Indonesia.
Secara keseluruhan, jumlah jurnalis yang terbunuh tahun ini memang mengalami penurunan dibanding tahun 2009 yang mencatat ada 72. Namun organisasi yang berkantor pusat di New York, Amerika Serikat itu menambahkan, saat ini mereka masih melakukan investigasi atas 31 jurnalis lainnya yang meninggal di tahun 2010 karena penyebab yang belum bisa dipastikan.
CPJ sudah mengumkan temuan permulaan untuk tahun 2010 pada 15 Desember. Sejak itu, CPJ mengkonfirmasi tambahan dua kasus pembunuhan jurnalis di Indonesia dan Irak.
Pembunuhan karena terkait pekerjaannya adalah penyebab utama kematian jurnalis di tahun 2010, seperti halnya di tahun sebelumnya. Tetapi, kematian dalam keadaan damai dan mendapat penugasan di daerah berbahaya seperti saat meliput aksi protes jalanan menyumbang 40 persen dari total kematian jurnalis di tahun 2010.
Jumlah jurnalis tewas yang dirilis CPJ ini berbeda dengan yang sudah dilansir International Federation of Journalists (IFJ) beberapa hari sebelumnya. IFJ di tahun 2010 mencatat ada 97 kematian, yang itu mencakup jurnalis dan pekerja media. Jumlah korban tewas yang dicatat IFJ juga lebih besar karena memasukkan juga yang meninggal karena kecelakaan.
Indonesia menyumbang empat kasus kematian jurnalis di tahun 2010. Masing-masing: kepala biro Kompas wilayah Kalimantan, Muhammad Syaifullah; reporter Merauke TV Ardiansyah Matra’is; jurnalis Sun TV Ridwan Salamun; dan Pemimpin Redaksi Mingguan Pelangi, Maluku, Alfrets Mirulewan.
Abdul Manan
Comments