Close Menu
abdulmanan.netabdulmanan.net
  • Beranda
  • About
  • Reportase
  • Artikel
  • Spy Stories
  • Publikasi
Facebook X (Twitter) Instagram
18 May 2025
abdulmanan.netabdulmanan.net
Facebook X (Twitter) Instagram
  • Beranda
  • About
  • Reportase
  • Artikel
  • Spy Stories
  • Publikasi
abdulmanan.netabdulmanan.net
Home»Siapa Saja yang Disadap Australia Sejak 1950?

Siapa Saja yang Disadap Australia Sejak 1950?

Abdul Manan25 November 2013
Default Image
Share
Facebook Twitter LinkedIn Pinterest Email

Jakarta – Australia sudah lama melakukan aksi mata-mata terhadap Indonesia. Kedutaan besarnya di Jakarta adalah pos pertama intelijen Australia, Australian Secret Intelligence Service (ASIS), di luar negeri.

Sir Walter Crocker, Duta Besar Australia di Indonesia pada 1955-1956, memberi indikasi bahwa Defense Signal Directorate (kini ASD) secara rutin bisa membaca pesan diplomatik Indonesia sejak pertengahan 1950-an.

Majalah Tempo edisi Senin, 25 November 2013 mengulas soal heboh penyadapan Australia ini. Penyadapan dianggap praktik wajar, kecuali ketahuan. Di bawah ini adalah beberapa laporan tentang aksi penyadapan Australia terhadap Indonesia, atau sebaliknya.

# 1950-an
Duta Besar Australia di Indonesia Sir Walter Crocker (1955-1956) dalam biografinya mengakui, lembaga sandi Australia, Defense Signal Directorate (Australian Signal Directorate) secara rutin memecahkan sandi diplomatik Indonesia sejak pertengahan 1950. Kedutaan Besar Australia di Jakarta menjadi stasiun pertama badan intelijen Australia, Australian Secret Intelligence Service (ASIS), di luar negeri.

# 1960-an
Badan intelijen sinyal Inggris, Government Communications Headquarters (GCHQ), membantu Defence Signal Directorate memecahkan kunci alat sandi produksi Swedia, Hagelin, yang digunakan Kedutaan Besar Indonesia di Darwin Avenue, Canberra.

#1970-an
Pos pemantauan lainnya adalah Stasiun Penerima Shoal Bay di dekat Darwin. Dua fasilitas ini, yang menargetkan komunikasi militer Indonesia, dioperasikan jarak jauh dari markas besar DSD di Russell Hill, Canberra.

# 1980-an
Defence Signal Directorate mengoperasikan intersepsi sinyal dan markas pemantauan di Kepulauan Cocos, di Samudra Hindia, 1.100 kilometer barat daya Pulau Jawa. Dikenal masyarakat sekitar sebagai “rumah tanpa jendela”, fasilitasnya meliputi radio pengawasan, pelacak arah, dan stasiun satelit bumi.

# 1990-an
Laporan detail tentang proyek pengintaian global bersandi Echelon oleh United States of America Agreement (UKUSA) terbuka untuk publik. Program bersama ini memberi Australia, sebagai partner UKUSA, akses luas ke komunikasi satelit dan telepon. UKUSA disahkan pada 1946. Australia, bersama Kanada dan Selandia Baru, bergabung beberapa tahun sesudahnya.

# 2007
Intelijen Australia dan Amerika Serikat melakukan pengumpulan informasi nomor kontak pejabat Indonesia saat Konferensi Perubahan Iklim pada 2007 di Bali. Operasi ini dilakukan dari sebuah stasiun di Pine Gap, yang dijalankan dinas intelijen Amerika, CIA, dan Departemen Pertahanan Australia.

# 2013
ASD mengoperasikan program bersandi Stateroom, memanfaatkan fasilitas diplomatik Australia di berbagai negara di kawasan ini, termasuk di Jakarta. Operasi pengintaian ini belakangan dilakukan dengan nama sandi Reprieve. Menurut dokumen Edward Snowden, ASD sudah melakukannya sejak 1980-an.

ABDUL MANAN (ABC, SYDNEY MORNING HERALD, THE AGE), FERY FIRMANSYAH, HERU TRIYONO


TEMPO.CO | SENIN, 25 NOVEMBER 2013 | 05:47 WIB

Australia Australian Secret Intelligence Service (ASIS) Australian Signal Directorate (ASD) Edward Snowden National Security Agency (NSA)
Share. Facebook Twitter Pinterest LinkedIn Email WhatsApp

Related Posts

Dari Balik Gedung Minim Jendela

26 August 2018

Dokumen Rahasia dari Toko Loak

12 February 2018

Akibat Tergiur Rayuan Opa

18 September 2017

Menanti Putusan Hakim Sydney

3 April 2017

Intelijen Cina Diduga Akses Email Anggota Parlemen Australia

28 April 2014

Oposisi Desak Angela Merkel Tekan Obama Soal Spionase NSA

28 April 2014
Add A Comment
Leave A Reply Cancel Reply

About
About

Memulai karir sebagai koresponden Majalah D&R di Surabaya pada 1996 sampai 1999. Setelah itu menjadi editor Harian Nusa, Denpasar (1999-2001), bergabung ke Tempo sejak 2001 sampai sekarang.

Facebook X (Twitter) Instagram
Artikel Populer

Bebas Memilih di Bilik Wartel

24 April 2007

Cek Palsu di Manhattan

25 September 2007

Naga Hijau: Antara Ada dan Tiada

25 January 1997
Arsip
Artikel Lainnya

Korea Selatan Luncurkan Satelit Mata-mata ke-4 untuk Awasi Korea Utara

26 April 2025

Mantan Manajer Petronas Didakwa dengan Spionase Bisnis

24 April 2025

Protes AP ke Gedung Putih dan Isu Amandemen Pertama

15 February 2025
Label
Al-Qaeda Alexander Litvinenko Amerika Serikat Arab Saudi Barack Obama Barisan Nasional Biro Penyelidik Federal (FBI) AS Central Intelligence Agency (CIA) CIA Cina Donald Trump Edward Snowden Federasi Rusia GCHQ Greenpeace Hamas Indonesia Inggris Iran Israel Jerman Joko Widodo Journalism KGB Korea Selatan Korea Utara Mahatir Mohamad Malaysia Mossad Najib Razak National Security Agency (NSA) Osama bin Laden Pakatan Harapan Pakistan Palestina Politics Rusia Secret Intelligence Service (MI6) Security Service Inggris (MI5) Serangan 11 September 2001 spionase Uni Eropa Uni Sovyet US Navy SEALs Vladimir Putin
© 2025 abdulmanan.net | blog personal abdul manan

Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.