Close Menu
abdulmanan.netabdulmanan.net
  • Beranda
  • About
  • Reportase
  • Artikel
  • Spy Stories
  • Publikasi
Facebook X (Twitter) Instagram
23 May 2025
abdulmanan.netabdulmanan.net
Facebook X (Twitter) Instagram
  • Beranda
  • About
  • Reportase
  • Artikel
  • Spy Stories
  • Publikasi
abdulmanan.netabdulmanan.net
Home»Spy Stories»Insiden Lillehammer, Kasus Salah Bunuh Agen Mossad

Insiden Lillehammer, Kasus Salah Bunuh Agen Mossad

Abdul Manan21 July 2015
Salah satu sudut Kota Lillehammer, Norwegia. Foto: en.lillehammer.com
Share
Facebook Twitter LinkedIn Pinterest Email

Pada 21 Juli 1973, dua orang agen dari unit penyerang badan intelijen Israel, Mossad, keluar dari Volvo abu-abu di Jalan Storgten di Lillehammer, Norwegia. Mereka langsung mengarahkan moncong senjatanya ke arah pria muda yang baru keluar dari bioskop bersama pacarnya yang sedang hamil. Empat belas peluru dilepaskan, meskipun penembak sama sekali tak menyakiti wanita di sampingnya.

Seperti dilansir situs Daily Beast edisi 21 Juli 2015, para agen Mossad itu dikirim ke Lillehammer untuk membunuh Ali Hassan Salameh, pemimpin kelompok militan Palestina ‘Black September’ yang dianggap sebagai dalang pembunuhan 11 atlet Israel pada Olimpiade Munich tahun 1972.

Salah satu agen yang terlibat dalam tim penyerang adalah Sylvia Rafael. Agen perempuan itu terlihat gelisah tentang kelangsungan misi timnya dan ia juga tak begitu yakin bahwa orang yang menjadi targetnya ini adalah benar-benar Salameh. Sebab, pria yang mereka ikuti itu tidak sekalipun terlihat berbalik untuk melihat apakah ada agen musuh yang mengikutinya.

Namun, Sylvia tidak membatalkan serangan itu. Sebanyak 14 peluru ditembakkan dan membuat korbannya tewas seketika. Baru belakangan ia mengetahui bahwa pemuda yang tergeletak mati di batu-batuan itu adalah orang tak bersalah. Ia adalah pelayan berkebangsaan Maroko bernama Ahmed Bouchiki, bukan Salameh.

Pembunuhan Bouchiki memicu kecaman internasional. Tak berselang lama, Sylvia dan lima anggota timnya ditangkap dan diadili di pengadilan Norwegia. Sylvia dihukum karena pembunuhan berencana, spionase, dan penggunaan dokumen palsu, dan dijatuhi hukuman lima setengah tahun di sebuah penjara di Oslo. Pada tahun 1975, dia dibebaskan setelah menjalani hukuman lima belas bulan.

Kisah hidup Sylvia, dan juga Lillehammer Affair ini dikisahkan oleh Moti Kfir dalam buku Sylvia Rafael: The Life and Death dari Mossad Spy. Moti adalah orang yang merekrut dan mengawasi pelatihan Sylvia. Setelah keluar dari penjara, perempuan kelahiran Afrika Selatan itu menolak kembali ke Mossad dan memilih tinggal di Norwegia dan menikah dengan Annaeus Schjødt, mantan pengacaranya. Pasangan ini lantas pindah ke Afrika Selatan bersama anak-anaknya. Sylvia meninggal karena kanker pada 9 Februari 2005.

Menurut The Daily Beast, kasus Lillehammer ini menunjukkan luasnya jangkauan tindakan Israel untuk mempertahankan dirinya sendiri, yang tentu juga menghadapi konsekuensi atas kesalahan yang dilakukannya. Situs berita berbasis di Amerika Serikat itu mengaitkan kasus Lillehammer ini dengan sikap Israel atas kesepakatan nuklir Iran dengan enam negara besar dunia –Amerika Serikat, Rusia, Cina, Inggris, Prancis dan Jerman– pada 14 Juli 2015 lalu.

Di tengah kesepakatan nuklir Iran, kata Daily Beast, penting untuk diingat bahwa Israel memiliki sejarah tindakan badan intelijennya yang terbukti mendukung sikap Perdana Menteri-nya. Soal kesepakatan nuklir Iran ini, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menyatakan bahwa “kita akan selalu mempertahankan diri.”

THE DAILY BEAST | ABDUL MANAN

TEMPO.CO | SELASA, 21 JULI 2015 | 20:53 WIB

 

Ali Hassan Salameh Black September Iran Israel Mossad Palestina Sylvia Rafael
Share. Facebook Twitter Pinterest LinkedIn Email WhatsApp

Related Posts

Korea Selatan Luncurkan Satelit Mata-mata ke-4 untuk Awasi Korea Utara

26 April 2025

Mantan Manajer Petronas Didakwa dengan Spionase Bisnis

24 April 2025

Firma Konsultan Ancaman Spionase Bagi Cina

19 April 2024

10 Film Mata-mata Pilihan di Netflix

8 April 2024

Austria Ingin Memperluas Undang Undang Spionase

7 April 2024

Jaksa Taipei Banding Kasus Mata-mata Cina

4 April 2024
View 1 Comment

1 Comment

  1. Pingback: ‘Perangkap Seks’ Mossad Itu Bernama Cindy - abdulmanan.net

Leave A Reply Cancel Reply

About
About

Memulai karir sebagai koresponden Majalah D&R di Surabaya pada 1996 sampai 1999. Setelah itu menjadi editor Harian Nusa, Denpasar (1999-2001), bergabung ke Tempo sejak 2001 sampai sekarang.

Facebook X (Twitter) Instagram
Artikel Populer

Bebas Memilih di Bilik Wartel

24 April 2007

Cek Palsu di Manhattan

25 September 2007

Naga Hijau: Antara Ada dan Tiada

25 January 1997
Arsip
Artikel Lainnya

Korea Selatan Luncurkan Satelit Mata-mata ke-4 untuk Awasi Korea Utara

26 April 2025

Mantan Manajer Petronas Didakwa dengan Spionase Bisnis

24 April 2025

Protes AP ke Gedung Putih dan Isu Amandemen Pertama

15 February 2025
Label
Al-Qaeda Alexander Litvinenko Amerika Serikat Arab Saudi Barack Obama Barisan Nasional Biro Penyelidik Federal (FBI) AS Central Intelligence Agency (CIA) CIA Cina Donald Trump Edward Snowden Federasi Rusia GCHQ Greenpeace Hamas Indonesia Inggris Iran Israel Jerman Joko Widodo Journalism KGB Korea Selatan Korea Utara Mahatir Mohamad Malaysia Mossad Najib Razak National Security Agency (NSA) Osama bin Laden Pakatan Harapan Pakistan Palestina Politics Rusia Secret Intelligence Service (MI6) Security Service Inggris (MI5) Serangan 11 September 2001 spionase Uni Eropa Uni Sovyet US Navy SEALs Vladimir Putin
© 2025 abdulmanan.net | blog personal abdul manan

Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.