Kementerian Keamanan Negara Cina mengeluarkan peringatan baru mengenai agen mata-mata di luar negeri dan apa yang dikatakan sebagai upaya mereka dalam beberapa tahun terakhir untuk mendapatkan rahasia negara dengan menyamar sebagai lembaga konsultan. Soal ini dilaporkan oleh Voice of America, edisi 31 Maret 2024.
Dalam video berdurasi enam menit yang dirilis Kamis, 28 Maret 2024, akun media sosial WeChat Kementerian Keamanan Negara menampilkan kasus nyata di mana agen mata-mata luar negeri menginstruksikan sebuah perusahaan konsultan untuk mencuri informasi rahasia dari sebuah perusahaan Cina yang ingin berinvestasi di luar negeri.
Video tersebut dirilis ketika pemimpin Cina Xi Jinping bertemu para CEO Amerika minggu ini dalam upaya meyakinkan mereka bahwa negara ini tetap terbuka untuk bisnis, meskipun ada kekhawatiran terhadap perekonomiannya dan sinyal mengkhawatirkan dari pemerintahnya yang otoriter.
Selama setahun terakhir, investasi asing di Cina telah menyusut karena rantai pasokan beralih ke negara lain. Cina juga meluncurkan undang-undang anti-spionase baru dan menerapkan larangan keluar untuk mencegah para eksekutif bisnis dan pihak lain meninggalkan negara tersebut. Mereka juga melakukan penggerebekan terhadap perusahaan konsultan.
Pada periode yang sama, Kementerian Keamanan Negara telah meningkatkan penggunaan media sosial untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap mata-mata asing. Dalam video terbarunya, yang keempat sejak akun media sosialnya diluncurkan tahun lalu, bernuansa thriller mata-mata dengan musik dramatis serta elemen dan grafis video bertempo cepat.
Film ini bercerita tentang seorang eksekutif di sebuah perusahaan Cina yang didesak oleh perwakilan perusahaan konsultan atas serangkaian pertanyaan, termasuk soal total keuntungan perusahaan, parameter teknis produknya, dan bagaimana produknya digunakan oleh Angkatan Udara.
Dalam postingan WeChat yang dirilis bersama video tersebut, Kementerian Keamanan Negara memperingatkan tentang risiko keamanan nasional yang ditimbulkan oleh lembaga konsultan.
“Investigasi yang tampaknya normal dilakukan oleh perusahaan konsultan pada kenyataannya adalah upaya untuk memperoleh rahasia komersial kami secara ilegal dan upaya untuk menekan industri yang menguntungkan kami,” tulis kementerian tersebut, seraya menambahkan bahwa perusahaan konsultan ini adalah kaki tangan agen mata-mata asing yang bertujuan untuk menyusup ke sektor-sektor utama di Cina.
Beberapa ahli mengatakan video tersebut dirancang untuk pemirsa Cina dan bukan investor asing karena video tersebut murni dalam bahasa Mandarin dan menampilkan penangkapan seorang warga negara Cina yang bekerja di sebuah perusahaan konsultan asing.
Tujuan dari video tersebut adalah “untuk memberi informasi dan mengintimidasi warga Cina dengan memberi tahu mereka bahwa pemerintah mengawasi mereka,” kata Dennis Wilder, mantan pejabat keamanan nasional Amerika Serikat. Dia menambahkan kampanye tersebut kemungkinan besar akan menimbulkan efek mengerikan di kalangan warga Cina, terutama mereka yang bekerja di perusahaan asing.
Selama setahun terakhir pihak berwenang Cina menggerebek beberapa kantor perusahaan Amerika di Cina dan menahan beberapa karyawan Cina-nya. Perusahaan yang terkena kebijakan keras ini antara lain perusahaan uji tuntas Mintz Group, perusahaan konsultan bisnis Capvision, dan konsultan manajemen Bain & Company.
Meskipun kampanye ini berfokus pada warga negara Cina, Wilder mengatakan, upaya ini juga akan menciptakan dampak buruk bagi bisnis orang asing yang mencoba memasuki pasar Cina.
Sebuah survei yang dilakukan oleh Kamar Dagang Uni Eropa di Cina pada 2023 menunjukkan bahwa semakin banyak perusahaan asing yang menarik investasi dan operasinya keluar dari Cina. Hanya 45% perusahaan Amerika yang memandang Cina sebagai tujuan investasi utama atau salah satu dari tiga tujuan investasi teratas mereka. Sebanyak 66% perusahaan yang disurvei mengatakan, beroperasi di Cina menjadi semakin sulit.