Close Menu
abdulmanan.netabdulmanan.net
  • Beranda
  • About
  • Reportase
  • Artikel
  • Spy Stories
  • Publikasi
Facebook X (Twitter) Instagram
24 May 2025
abdulmanan.netabdulmanan.net
Facebook X (Twitter) Instagram
  • Beranda
  • About
  • Reportase
  • Artikel
  • Spy Stories
  • Publikasi
abdulmanan.netabdulmanan.net
Home»Resensi: Tugas Jurnalis Memandu Publik Memilih Pemimpin Terbaik

Resensi: Tugas Jurnalis Memandu Publik Memilih Pemimpin Terbaik

Abdul Manan25 January 2004
Default Image
Share
Facebook Twitter LinkedIn Pinterest Email
Judul : Jurnalis Meliput Pemilu
Penulis : Abdul Manan, Jajang Jamaluddin, Moch. Zainuri dan Wahyu Dhyatmika
Penerbit : AJI Jakarta bekerjasama Internews, CETRO dan USAID
Halaman : vii + 127
Cetakan Pertama : November 2003

Jurnalis dan pemilu adalah dua hal yang tak bisa dipisahkan. Ia memiliki posisi strategis baik secara individual maupun kelembagaan. Lalu bagaimana jurnalis menjaga independensi?

Pemilu 2004 bakal digelar beberapa bulan lagi. Se- luruh rakyat benar-benar mengharapkan, melalui pemilu mendatang, terpilih para pemimpin yang mampu membawa negara dan bangsa ini dapat keluar dari berbagai persoalan.

Pemilu 2004 menjadi sangat penting, karena merupakan pertama kali dilaksanakan pemilihan langsung untuk Dewan Perwakilan Daerah (DPD), Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), DPD, serta pasangan presiden dan wakil presiden.

Pada awalnya, masih ada yang ragu, apakah masyarakat siap melewati proses demokrasi yang sedemikian maju, dibanding beberapa pemilu sebelumnya. Keraguan itu, antara lain, muncul karena masih compang-campingnya peraturan perundangan yang mengatur pemilu itu sendiri.

Di pihak lain, kita menghendaki pemilu berjalan sukses, untuk menghantarkan bangsa ini segera keluar dari lumpur yang hampir menenggelamkan semuanya. Karena itu, nasib bangsa dan negara di masa depan akan dipertaruhkan melalui Pemilu 2004

Pemilu merupakan pesta demokrasi milik semua. Karenanya, semua elemen masyarakat memiliki peran yang sama untuk menyukseskan perhelatan itu. Mereka bukan bagian yang di luar arena, melainkan di dalam arena.

Pers juga menjadi bagian dari institusi masyarakat. Selama ini, pers dianggap sebagai salah satu pilar demokrasi. Sudah barang tentu, kehadiran para jurnalis yang menjadi bagian penting dari pers, ikut memiliki tanggungjawab untuk menyukseskan agenda nasional tersebut.

Jurnalis dan pemilu adalah dua hal yang tak bisa dipisahkan. Tugas jurnalis ikut mewartakan tahapan demi tahapan pemilu. Namun, tugas jurnalis tak hanya sekadar menjadi corong pengumuman untuk memberitakan proses pemilu. Yang lebih mendasar lagi adalah meniup peringatan, jika ada indikasi pelanggaran. Kemudian, memandu publik agar mereka dapat menentukan pilihan calon pemimpin terbaik yang akan menduduki kursi di lembaga tinggi mau- pun lembaga tertinggi negara.

Sudah barang tentu, hal ini bukan pekerjaan mudah. Hal lain, posisi strategis yang dimiliki para jurnalis secara individu maupun kelembagaan, sering pula dijadikan kekuatan politik tertentu untuk menariknya ke dalam.

Lalu, bagaimana para jurnalis sendiri harus bersikap. Itulah yang akan dijawab dalam buku panduan Jurnalis Meliput Pemilu terbitan Aliansi Jurnalis Indipenden (AJI) Jakarta bekerjsama dengan Internews, Center for Electoral Reform (CETRO) dan USAID.

Buku Jurnalis Meliput Pemilu ditulis sejumlah praktisi jurnalis, yakni, Abdul Manan, Jajang Jamaluddin, Moch. Zainuri dan Wahyu Dhyatmika. Buku ini sangat bagus untuk dibaca para wartawan sebagai bekal sebelum melaksanakan tugas di lapangan. Sebagai panduan, buku ini cukup banyak mem- berikan pengetahuan praktis.

Secara umum, buku Jurnalis Meliput Pemilu dibagi menjadi empat bagian besar. Bagian pertama, menelusuri liku-liku sistem Pemilu baru, mempelajari kelemahan dan keunggulan dan memberi gambaran secara umum apa yang akan terjadi selama pro- ses Pemilu 2004 mendatang.

Bagian kedua, menukik lebih tajam, membahas potensi-potensi pelanggaran pemilu dan dipaparkan belajar dari pengalaman pemilu-pemilu sebelumnya. Pada bagian ini, juga diberikan panduan soal titik-titik krusial pelaksanaan pemilu yang harus dicermati jurnalis.

Bagian ketiga dan keempat, banyak mengadopsi literatur internasional mengenai bagai- mana meliput pemilu yang baik. Ada tips dan trik praktis untuk para jurnalis mengembangkan liputannya di lapangan.

Pengalaman para jurnalis di sejumlah negara disajikan, agar para jurnalis nasional dan lokal memiliki pembanding untuk merumuskan metode sendiri yang paling efektif.

Menjaga Sikap Independen

Melalui panduan ini, buku Jurnalis Meliput Pemilu memberikan tips berupa lima langkah praktis dalam meliput agenda itu. Langkah pertama, jangan berpihak, jaga sikap independen.

Kavi Chongkittavorn, editor eksekutif The Nation, Thailand, menyarankan beberapa hal. Di antaranya, jurnalis harus meyakinkan semua pihak bahwa pemilu berjalan tanpa kegagalan.

Jurnalis harus bisa membedakan antara partai atau kandidat yang benar-benar tulus melakukan perbaikan dan partai atau kandidat yang hanya berpetualang untuk mencari keuntungan politik.

Jurnalis harus memberikan penilaian yang seimbang dan adil bagi semua partai yang terlibat. Jurnalis jangan bertindak seperti peramal cuaca yang menceritakan kepada publik partai atau kandidat mana yang akan menang besok.

Jurnalis harus mengangkat berita soal pelanggaran aturan pemilu, seperti percobaan jual beli suara atau manipulasi, terutama di daerah luas dan terpencil.

Jurnalis harus berhati-hati dengan komentar atau pandangan yang cenderung memecah belah. Menolak berita tak berguna, terutama yang didasarkan pada isu yang potensial untuk menciptakan kerusuhan.

Langkah kedua, rencanakan liputan Anda. International Federation Journalist (IFJ) menekankan pentingnya perencanaan dalam peliputan pemilu yang efektif.

Langkah ketiga, patuhi rambu untuk reporter lapangan. John Lawrence, editor pelatihan The Nation, Kenya, membuat rambu-rambu untuk para reporter yang hendak diterjunkan ke lapangan.

Rambu-rambu itu, di antaranya, berikan penekanan setara kepada semua partai atau kandidat utama. Berhati-hati untuk tidak mewarnai laporan Anda dengan bahasa membakar.

Kemudian, laporkan apa yang diucapkan para calon, bukan apa yang dikatakan pihak-pihak berkepentingan dengan perkataan para calon. Berhati-hati, jangan terkesan memihak dalam argumentasi-argumentasi politik.

Jangan pernah menerima insentif apapun dari seorang calon atau pendukungnya. Bahkan, kecuali sangat darurat, jangan pernah mau menumpang mobil politisi.

Jangan janjikan kepada politisi manapun bahwa suatu laporan akan muncul di surat kabar. Laporkan yang Anda lihat tanpa melebih-lebihkan. Jangan menggunakan bahasa berbunga-bunga dalam menggambarkan pertemuan-pertemuan massa.

Langkah keempat, tetap selamat dalam meliput. Mengadaptasi dari petunjuk International Federation Journalist (IFJ), prinsipnya, suatu berita tak pernah sebanding nilainya dengan nyawa Anda.

Para jurnalis harus belajar mencari selamat, menghindari terluka, penjara, pengusiran atau bahaya-bahaya lain dari profesinya, tetapi tetap berhasil memperoleh berita.

Langkah kelima, jika Anda menjadi korban, lakukan advokasi. Apa yang harus dilakukan jika tindakan kekerasan terlanjur menimpa jurnalis atau teman seprofesi.

The South East Asian Press Alliance (SEAPA) bekerjasama dengan Civil Society Support Strengthening Pro- gram (CSSP) dan USAID telah menerbitkan manual advokasi kekerasan terhadap jurnalis.

Beberapa langkah advokasi itu meliputi; verifikasi, menulis alert, investigasi, demonstrasi atau lobi, ligitasi (menuntut ke pengadilan) dan pendokumentasian.

Verifikasi diperlukan untuk melihat apakah kekerasan itu berkaitan dengan kerja jurnalistik, atau karena urusan pribadi, perbuatan kriminal atau sebab-sebab lainnya.

Palopo Abdurahman

Minggu, 25 Januari 2004 05:34
Copyright © 2003 Banjarmasin Post

On Media
Share. Facebook Twitter Pinterest LinkedIn Email WhatsApp

Related Posts

Newsweek Akan Kembali Terbit dalam Edisi Cetak

5 December 2013

Dari 3.000-an Media Massa, Baru 30 Media yang Punya Serikat Pekerja

17 September 2011

Serikat Karyawan Kalahkan Indosiar

19 January 2011

Indosiar Kalah di Pengadilan Negeri Jakarta Barat

18 January 2011

Wartawan Tempo Raih Swara Sarasvati 2010

22 December 2010

Media Diminta Benahi Klausul Perjanjian Kerja dengan Pekerjanya

3 November 2010
Add A Comment
Leave A Reply Cancel Reply

About
About

Memulai karir sebagai koresponden Majalah D&R di Surabaya pada 1996 sampai 1999. Setelah itu menjadi editor Harian Nusa, Denpasar (1999-2001), bergabung ke Tempo sejak 2001 sampai sekarang.

Facebook X (Twitter) Instagram
Artikel Populer

Bebas Memilih di Bilik Wartel

24 April 2007

Cek Palsu di Manhattan

25 September 2007

Naga Hijau: Antara Ada dan Tiada

25 January 1997
Arsip
Artikel Lainnya

Korea Selatan Luncurkan Satelit Mata-mata ke-4 untuk Awasi Korea Utara

26 April 2025

Mantan Manajer Petronas Didakwa dengan Spionase Bisnis

24 April 2025

Protes AP ke Gedung Putih dan Isu Amandemen Pertama

15 February 2025
Label
Al-Qaeda Alexander Litvinenko Amerika Serikat Arab Saudi Barack Obama Barisan Nasional Biro Penyelidik Federal (FBI) AS Central Intelligence Agency (CIA) CIA Cina Donald Trump Edward Snowden Federasi Rusia GCHQ Greenpeace Hamas Indonesia Inggris Iran Israel Jerman Joko Widodo Journalism KGB Korea Selatan Korea Utara Mahatir Mohamad Malaysia Mossad Najib Razak National Security Agency (NSA) Osama bin Laden Pakatan Harapan Pakistan Palestina Politics Rusia Secret Intelligence Service (MI6) Security Service Inggris (MI5) Serangan 11 September 2001 spionase Uni Eropa Uni Sovyet US Navy SEALs Vladimir Putin
© 2025 abdulmanan.net | blog personal abdul manan

Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.