Close Menu
abdulmanan.netabdulmanan.net
  • Beranda
  • About
  • Reportase
  • Artikel
  • Spy Stories
  • Publikasi
Facebook X (Twitter) Instagram
24 May 2025
abdulmanan.netabdulmanan.net
Facebook X (Twitter) Instagram
  • Beranda
  • About
  • Reportase
  • Artikel
  • Spy Stories
  • Publikasi
abdulmanan.netabdulmanan.net
Home»Kuntoro Mangkusubroto: Titik Hitam Mesti Saya Bersihkan

Kuntoro Mangkusubroto: Titik Hitam Mesti Saya Bersihkan

Abdul Manan11 September 2006
Default Image
Share
Facebook Twitter LinkedIn Pinterest Email
Indonesia Corruption Watch (ICW) dan Gerakan Antikorupsi (Gerak) Aceh menduga ada korupsi dalam proyek pengadaan buku di Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Aceh & Nias. Kuntoro Mangkusubroto, kepala badan itu, kaget bukan kepalang. ”Seperti diguyur air dingin, tapi kita terima saja untuk memperbaiki diri,” katanya tentang kabar tak manis itu kepada L.R. Baskoro dan Abdul Manan dari Tempo yang menemuinya sebelum sebuah seminar di Hotel Shang­ri-La, Jakarta, Jumat pekan lalu Berikut wawancara dengan Kuntoro:

Kejaksaan Tinggi Aceh mengusut dugaan korupsi dalam proyek buku di tempat Anda, bagaimana ini?
Terus terang saja saya sedih dan prihatin. Kalau benar seperti yang dituduhkan, saya terkejut sekali. Proyek buku itu tidak ada hubungan langsung de­ngan rekonstruksi, seperti pembangun­anru­mah dan sebagainya. Kejaksaan kami per­silakan mengusut terus kasus ini. Ko­mitmen kami jelas,tidak boleh ada mani­pulasi atau korupsi di sektor mana pun.

Apakah Satuan Tugas Antikorupsi ju­ga sudah melakukan pemeriksaan?
Setelah kami tahu ada indikasi, satuan tugas langsung jalan.

Anda ikut memeriksa?
Tidak. Saya mesti mengatur koridor yang lebih besar. Tidak bisa saya fokus pada hal yang kecilseperti ini, meski­pun sangat mengganggu.

Karena kasus ini Anda kemudian me­nemui Wakil Presiden Jusuf Kalla?
Saya bertemu Wakil Presiden ha­mpir sebulan sekali untuk melaporkan kemajuan rekonstruksi. Jadi,kebetul­an sekali saya ketemu beliau tiga hari setelah ICW melansir temuannya di koran. Saya
jelaskan juga soal ini kepada Wakil Presiden.

Apa reaksi Wakil Presiden?
Beliau bilang, ah, itu saya sudah baca dan sudah tahu perkembangannya. Beliau mengatakan hal ituperlu diperhati­kan, tapi jangan sampai perhatian ber­alih dari hal yang lebih besar. Tugas BadanRehabilitasi besar sekali.

Anda sudah membaca laporan Indone­sia Corruption Watch?
Nggak pernah. Cuma baca di koran. Kepala sakit juga mengetahuinya. Hari Sabtu maunya mauenak-enakan istirahat, eh, ada berita itu.

Laporan ini menyudutkan Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Aceh?
Nggak. Saya kira memang fungsi me­reka seperti itu. Walau ini seperti digu­yur air dingin, yakita terima saja un­tuk memperbaiki diri. Tidak usah de­fen­sif. Kita perbaiki saja.

Anda sendiri ada yang kenal dengan perusahaan pencetakan buku itu?
Tidak ada. Masak, saya mengurus soal seperti itu.

Anda menyatakan perusahaan perce­takan itu ditunjuk tanpa tender karena keadaan darurat. Apamaksudnya?
Saya ingin koreksi, itu bukan ke­daru­rat­an, tapi ketergesaan. Satu tahun BRR itu jatuhnya awalMei. Pencanang­an anggaran selesai akhir April. Kami i­ngin tepat waktu melapor ke Presiden,kabinet, dan DPR, tapi waktu untuk mencetak buku mepet. Akhirnya tak me­lalui percetakan, tapi pakaidigital printing. Ini yang katanya mahal. Itu yang saya tahu.…

Proses itu mendapat persetujuan dari Anda?
Nggak. Itu ada timnya sendiri.

Apa tindakan Anda jika Kejaksaan nan­ti menetapkan ada tersangka dalam kasus ini?
Begitu ada yang ditetapkan sebagai tersangka, akan saya nonaktifkan. Tak perlu menunggu vonispengadilan. Lembaga ini harus dipertahankan integritasnya. Saya mesti menjaga kepercayaan duniainternasional. Kalau ada titik hitam, meski kecil, tetap hitam. Itu mesti saya bersihkan.

Selain soal buku, ICW menengarai ada penyelewengan pula dalam penunjukan PT Holcim dalam pemusnahanobat di Aceh….
Begini. Di Aceh saat ini ada sekitar tiga ribu ton obat kedaluwarsa. Untuk memusnahkan ada duacara, dibenam­kan atau dibakar. Karena ini daerah gempa, cara pertama itu berbahaya kalau gempa,sebab bisa meracuni tanah. Satu-satunya cara adalah dimusnahkan dengan memasukkannya ke dalamincinerator. Di pabrik semen, yang punya izin dari Kementerian Lingkungan Hi­dup hanya Holcim.

Penunjukan PT Holcim itu bukan ka­rena Anda duduk sebagai komisaris independen di perusahaan itu?
Nggak. Saya tak ambil keputusan apa-apa kok soal itu.

Tempo, Edisi. 29/XXXV/11 – 17 September 2006

Law
Share. Facebook Twitter Pinterest LinkedIn Email WhatsApp

Related Posts

ICW: Politisi Terganggu Sepak Terjang Satgas Anti Mafia

1 December 2010

Greenpeace: Kontribusi AS Kurang dari Kebutuhan Indonesia

9 November 2010

Tak Siap, tapi Harus Jalan Terus

30 April 2010

Denny Indrayana: Bukti Tuduhan ke Pimpinan KPK Sangat Lemah

16 July 2009

Greenpeace Discovers Illegal Logging in Nabire

18 October 2008

Menangkap Kakap tanpa Melepas Teri

15 September 2008
Add A Comment
Leave A Reply Cancel Reply

About
About

Memulai karir sebagai koresponden Majalah D&R di Surabaya pada 1996 sampai 1999. Setelah itu menjadi editor Harian Nusa, Denpasar (1999-2001), bergabung ke Tempo sejak 2001 sampai sekarang.

Facebook X (Twitter) Instagram
Artikel Populer

Bebas Memilih di Bilik Wartel

24 April 2007

Cek Palsu di Manhattan

25 September 2007

Naga Hijau: Antara Ada dan Tiada

25 January 1997
Arsip
Artikel Lainnya

Korea Selatan Luncurkan Satelit Mata-mata ke-4 untuk Awasi Korea Utara

26 April 2025

Mantan Manajer Petronas Didakwa dengan Spionase Bisnis

24 April 2025

Protes AP ke Gedung Putih dan Isu Amandemen Pertama

15 February 2025
Label
Al-Qaeda Alexander Litvinenko Amerika Serikat Arab Saudi Barack Obama Barisan Nasional Biro Penyelidik Federal (FBI) AS Central Intelligence Agency (CIA) CIA Cina Donald Trump Edward Snowden Federasi Rusia GCHQ Greenpeace Hamas Indonesia Inggris Iran Israel Jerman Joko Widodo Journalism KGB Korea Selatan Korea Utara Mahatir Mohamad Malaysia Mossad Najib Razak National Security Agency (NSA) Osama bin Laden Pakatan Harapan Pakistan Palestina Politics Rusia Secret Intelligence Service (MI6) Security Service Inggris (MI5) Serangan 11 September 2001 spionase Uni Eropa Uni Sovyet US Navy SEALs Vladimir Putin
© 2025 abdulmanan.net | blog personal abdul manan

Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.