Close Menu
abdulmanan.netabdulmanan.net
  • Beranda
  • About
  • Reportase
  • Artikel
  • Spy Stories
  • Publikasi
Facebook X (Twitter) Instagram
20 June 2025
abdulmanan.netabdulmanan.net
Facebook X (Twitter) Instagram
  • Beranda
  • About
  • Reportase
  • Artikel
  • Spy Stories
  • Publikasi
abdulmanan.netabdulmanan.net
Home»Hanya 30 Persen Pers yang Sehat

Hanya 30 Persen Pers yang Sehat

Abdul Manan6 May 2009
Default Image
Share
Facebook Twitter LinkedIn Pinterest Email

KOMPAS, Rabu, 6 Mei 2009 04:39 WIB

Foto: Matanews.com

Jakarta, Kompas – Sepuluh tahun sejak kemerdekaan pers, media baru terus bermunculan. Namun, lembaga pers belum sepenuhnya sehat. Hanya 30 persen lembaga pers yang sehat secara bisnis. Selain itu, dari sisi isi materi juga belum sepenuhnya mendidik, mencerdaskan bangsa, dan mendorong demokratisasi yang sehat.

Media memainkan peranan penting dalam perimbangan kekuasaan dan pilar demokrasi. Untuk menjalankan fungsi tersebut, kemerdekaan pers perlu diikuti dengan pembenahan kompetensi sumber daya manusia, penyehatan bisnis, penegakan kode etik, dan perlindungan memadai.
Hal itu terungkap dalam diskusi yang diselenggarakan UNESCO dan Dewan Pers dalam rangka memperingati 10 Tahun Kemerdekaan Pers, Selasa (5/5).
Dalam kesempatan itu diserahkan Penghargaan Karya Jurnalistik 2009. Untuk kategori Pengembangan Kemerdekaan Pers, penghargaan diberikan kepada Ninok Leksono (Harian Kompas) dengan karyanya Media, Teknologi dan Kekuasaan. Untuk kategori Perlindungan Kemerdekaan Pers, penerima penghargaan ialah Abdul Manan dari Koran Tempo dengan karyanya Time Saja Tidak Cukup.
Wakil Ketua Dewan Pers Leo Batubara mengatakan, sampai tahun 2008 terdapat 1.008 perusahaan media cetak, sekitar 150 televisi, dan sekitar 2.000 stasiun radio. ”Untuk penerbitan pers hanya sekitar 30 persen berkategori sehat bisnis,” ujarnya.
Sehat bisnis dalam artian perolehan iklan signifikan dan sebagian besar berkategori media berkualitas yang atraktif, mencerahkan, taat kode etik, dan dibutuhkan khalayak.
Sebagian besar dari 70 persen media cetak yang berkategori tidak sehat bisnis mengoperasikan wartawan yang tidak memenuhi standar. Dari sekitar 30.000 jurnalis Indonesia, hanya sebagian kecil memenuhi standar kompetensi profesionalitas.
Ketua Komisi Penyiaran Indonesia Sasa Djuarsa Sendjaja mengatakan, liberalisasi ekonomi mengubah struktur pasar media di Indonesia. Apalagi hambatan masuk ke pasar berkurang. Jumlah pemain media membesar. Persaingan ketat tersebut disikapi dengan merger dan akuisisi. ”Karena persaingan itu, tayangan cenderung ikut selera pasar yang diukur lewat rating,” ujarnya.
Pemimpin Redaksi Kontan Yopie Hidayat menambahkan, kepemilikan media dan kaitannya dengan proses demokratisasi harus diperhatikan. Kemunculan media baru tak lepas dari fenomena bukan untuk bisnis media itu sendiri, melainkan mendukung kepentingan lain seperti politik atau bisnis di luar media. Media sebagai kendaraan. Arus informasi dikuasai segelintir pemilik modal.
Terkait perlindungan pers, praktisi hukum, Todung Mulya Lubis, mengatakan, Undang -Undang Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers merupakan tonggak sejarah. Namun, masih terdapat kekosongan di sana sini, seperti tidak mengatur penggunaan fitnah, hasutan, dan pencemaran nama baik. Hakim dan polisi dapat dengan mudah menggunakan pasal pencemaran nama baik untuk menjerat pers. (INE)
http://cetak.kompas.com/read/xml/2009/05/06/04390555/hanya.30.persen.pers.yang.sehat
On Media
Share. Facebook Twitter Pinterest LinkedIn Email WhatsApp

Related Posts

Newsweek Akan Kembali Terbit dalam Edisi Cetak

5 December 2013

Dari 3.000-an Media Massa, Baru 30 Media yang Punya Serikat Pekerja

17 September 2011

Serikat Karyawan Kalahkan Indosiar

19 January 2011

Indosiar Kalah di Pengadilan Negeri Jakarta Barat

18 January 2011

Wartawan Tempo Raih Swara Sarasvati 2010

22 December 2010

Media Diminta Benahi Klausul Perjanjian Kerja dengan Pekerjanya

3 November 2010
Add A Comment
Leave A Reply Cancel Reply

About
About

Memulai karir sebagai koresponden Majalah D&R di Surabaya pada 1996 sampai 1999. Setelah itu menjadi editor Harian Nusa, Denpasar (1999-2001), bergabung ke Tempo sejak 2001 sampai sekarang.

Facebook X (Twitter) Instagram
Artikel Populer

Bebas Memilih di Bilik Wartel

24 April 2007

Cek Palsu di Manhattan

25 September 2007

Naga Hijau: Antara Ada dan Tiada

25 January 1997
Arsip
Artikel Lainnya

Korea Selatan Luncurkan Satelit Mata-mata ke-4 untuk Awasi Korea Utara

26 April 2025

Mantan Manajer Petronas Didakwa dengan Spionase Bisnis

24 April 2025

Protes AP ke Gedung Putih dan Isu Amandemen Pertama

15 February 2025
Label
Al-Qaeda Alexander Litvinenko Amerika Serikat Arab Saudi Barack Obama Barisan Nasional Biro Penyelidik Federal (FBI) AS Central Intelligence Agency (CIA) CIA Cina Donald Trump Edward Snowden Federasi Rusia GCHQ Greenpeace Hamas Indonesia Inggris Iran Israel Jerman Joko Widodo Journalism KGB Korea Selatan Korea Utara Mahatir Mohamad Malaysia Mossad Najib Razak National Security Agency (NSA) Osama bin Laden Pakatan Harapan Pakistan Palestina Politics Rusia Secret Intelligence Service (MI6) Security Service Inggris (MI5) Serangan 11 September 2001 spionase Uni Eropa Uni Sovyet US Navy SEALs Vladimir Putin
© 2025 abdulmanan.net | blog personal abdul manan

Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.