Close Menu
abdulmanan.netabdulmanan.net
  • Beranda
  • About
  • Reportase
  • Artikel
  • Spy Stories
  • Publikasi
Facebook X (Twitter) Instagram
18 May 2025
abdulmanan.netabdulmanan.net
Facebook X (Twitter) Instagram
  • Beranda
  • About
  • Reportase
  • Artikel
  • Spy Stories
  • Publikasi
abdulmanan.netabdulmanan.net
Home»Reportase»Yang Tersedak Debu Tanah Abang

Yang Tersedak Debu Tanah Abang

Abdul Manan9 March 2003
Default Image
Share
Facebook Twitter LinkedIn Pinterest Email
SEKITAR 120 mobil asal Tasikmalaya, Jawa Barat, Rabu dua pekan lalu urung bergerak. Mobil yang mengangkut aneka bordir milik 400-an pengusaha itu tak jadi meneruskan perjalanan ke Jakarta setelah Pasar Tanah Abang, yang menjadi tujuan ekspedisi dagang, dilalap api. Sial benar, kebakaran 19 Februari yang menghanguskan sekitar 3.400 dari total 7.638 kios itu memberikan sinyal buruk bagi dunia industri tekstil kita.

Tanah Abang punya posisi strategis dalam pasar tekstil nasional. Menurut penasihat Dewan Koperasi Indonesia, Adi Sasono, sekitar 80 persen barang dari sini dijual di pasar dalam negeri. Sisanya, 20 persen, masuk ke pasar ekspor–saat ini yang terbanyak ke Nigeria. Para pemasok dan pedagang di sini datang dari berbagai daerah. Sentra produksi tekstil yang sangat bergantung pada Tanah Abang antara lain Tasikmalaya (Jawa Barat) dan Pekalongan (Jawa Tengah). Daerah itu menyuplai bahan cukup besar bagi perputaran uang di Tanah Abang, yang omzet tahunannya bisa mencapai Rp 15 triliun.

Selama ini, pola hubungan antara sentra produksi di daerah dan pasar yang berdiri sejak 1735 ini beraneka ragam. Umumnya pedagang mengambil bahan mentah di Tanah Abang, lalu bahan itu dibawa ke pabrik di daerah untuk diolah menjadi produk jadi. Beberapa menjualnya kembali ke Tanah Abang, selain langsung ke pasar-pasar setempat. Ada juga yang langsung mengambil barang jadi untuk dijual. Sedangkan pemasok lain lagi. Mereka biasanya hanya menyalurkan barang ke kios-kios. Tapi ada juga yang menjual secara langsung di Tanah Abang.

Pedagang Tasikmalaya adalah salah satu contoh. Mereka ke Tanah Abang tiap Senin dan Kamis. Namun Kamis lalu mereka batal berjualan setelah mendengar kabar buruk tersebut. Barang pun akhirnya ditumpuk akibat batalnya perjalanan dagang ini. Kerugian yang diderita sekitar Rp 2 miliar. Menurut Ketua Koperasi Gabungan Pengusaha Bordir Tasikmalaya, Ridwan Rafiun, jumlah itu akumulasi dari sekitar 400 pedagang asal Tasikmalaya.

Pedagang Majalaya, Bandung, mengalami nasib serupa. Ada sekitar 270 industri kecil dan menengah tekstil yang memasok barang ke pasar grosir terbesar di Asia Tenggara itu. Akibatnya, kata pedagang yang juga penasihat Persatuan Pengusaha Tekstil Majalaya, Fatya Natapura, ada sekitar 40 ribu barang yang harus disimpan di gudang. Taksiran kerugiannya sekitar Rp 8 miliar.

Menurut Ketua Asosiasi Pertekstilan Indonesia Jawa Barat, Drs. Lili Asdjudireja, Tanah Abang memang bukan satu-satunya pasar dari produk tekstil daerahnya. Sekitar 270 pengusaha tekstil Jawa Barat menyuplai bahan ke sentra grosir seperti ITC Mangga Dua, Pasar Baru, Kramat Jati, dan Cipulir, Jakarta. “Tapi suplai terbesar ke wilayah Jakarta ini di Tanah Abang,” ujarnya kepada Upiek S. dari TEMPO.

Bagi pedagang tekstil asal Pekalongan, Jawa Tengah, dampak kebakaran itu tak kalah hebatnya. H. Arifin Oesman, pemilik PT Ariftex Batik Kisnala di Pekalongan, tak bisa menyembunyikan kesedihannya. Selama ini, dia memberi suplai kepada enam kios di Tanah Abang. Tapi dua di antara kios pelanggannya itu terbakar. “Kerugian yang saya derita satu kiosnya minimal Rp 1 miliar,” kata Arifin kepada Ecep S. Yasa dari TEMPO.

Pedagang grosiran pakaian jadi di Pasar Grosir Batik Pekalongan, Syaiful, 32 tahun, juga mengaku kehilangan Rp 250 juta gara-gara barang yang dia kirim ke pelanggannya habis dilahap api. Pelanggannya tidak mampu membayar barangnya. Keluhan Syaiful itu setidaknya mewakili 150-an pengusaha kecil daerah itu yang menjadi pemasok pakaian jadi untuk kios-kios kecil di Tanah Abang.

Bahkan, jauh sebelum kebakaran terjadi, Ketua Asosiasi Pertekstilan Indonesia, Benny Soetrisno, sudah memperkirakan kemerosotan dalam industri tekstil karena menurunnya daya saing akibat kenaikan harga bahan bakar minyak beberapa waktu lalu. Prediksi dia, tahun ini bakal ada pemecatan sekitar 300 ribu karyawan–tahun lalu hanya 35 ribu orang. Ekspor pun tidak bakal lebih dari US$ 7 miliar, sementara tahun lalu US$ 6,5 miliar. Insiden Tanah Abang ini membuat nasib industri tekstil kita semakin payah.

Abdul Manan, Eduardus K. Dewanto, Boby Gunawan (Bandung)

TEMPO Edisi 030309-001/Hal. 31 Rubrik Nasional

Share. Facebook Twitter Pinterest LinkedIn Email WhatsApp

Related Posts

Manis-Pahit Budi Daya Keramba Jaring Apung

27 October 2024

Kenangan Pudar di Danau Maninjau

27 October 2024

Havana Syndrome Operasi Unit 29155 GRU Rusia?

3 April 2024

Eks Intelijen Austria Ditahan karena Spionase

2 April 2024

Jenderal Dudung soal Kebijakan TNI AD, Papua dan Revisi UU TNI

22 May 2023

Surya Paloh soal Panas Dingin Hubungannya dengan Jokowi

15 May 2023
Add A Comment
Leave A Reply Cancel Reply

About
About

Memulai karir sebagai koresponden Majalah D&R di Surabaya pada 1996 sampai 1999. Setelah itu menjadi editor Harian Nusa, Denpasar (1999-2001), bergabung ke Tempo sejak 2001 sampai sekarang.

Facebook X (Twitter) Instagram
Artikel Populer

Bebas Memilih di Bilik Wartel

24 April 2007

Cek Palsu di Manhattan

25 September 2007

Naga Hijau: Antara Ada dan Tiada

25 January 1997
Arsip
Artikel Lainnya

Korea Selatan Luncurkan Satelit Mata-mata ke-4 untuk Awasi Korea Utara

26 April 2025

Mantan Manajer Petronas Didakwa dengan Spionase Bisnis

24 April 2025

Protes AP ke Gedung Putih dan Isu Amandemen Pertama

15 February 2025
Label
Al-Qaeda Alexander Litvinenko Amerika Serikat Arab Saudi Barack Obama Barisan Nasional Biro Penyelidik Federal (FBI) AS Central Intelligence Agency (CIA) CIA Cina Donald Trump Edward Snowden Federasi Rusia GCHQ Greenpeace Hamas Indonesia Inggris Iran Israel Jerman Joko Widodo Journalism KGB Korea Selatan Korea Utara Mahatir Mohamad Malaysia Mossad Najib Razak National Security Agency (NSA) Osama bin Laden Pakatan Harapan Pakistan Palestina Politics Rusia Secret Intelligence Service (MI6) Security Service Inggris (MI5) Serangan 11 September 2001 spionase Uni Eropa Uni Sovyet US Navy SEALs Vladimir Putin
© 2025 abdulmanan.net | blog personal abdul manan

Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.