Close Menu
abdulmanan.netabdulmanan.net
  • Beranda
  • About
  • Reportase
  • Artikel
  • Spy Stories
  • Publikasi
Facebook X (Twitter) Instagram
14 June 2025
abdulmanan.netabdulmanan.net
Facebook X (Twitter) Instagram
  • Beranda
  • About
  • Reportase
  • Artikel
  • Spy Stories
  • Publikasi
abdulmanan.netabdulmanan.net
Home»Jalan Jihad Jabhat Nusrat

Jalan Jihad Jabhat Nusrat

Abdul Manan28 April 2013
Default Image
Share
Facebook Twitter LinkedIn Pinterest Email

Kelahirannya tak diumumkan terbuka. Media Manara al-Bayda, dalam video yang dirilis ke forum jihad Shumukh al-Islam, mengabarkan pembentukan Jabhat Nusrat al-li-Ahl al-Sham Min Mujahidin al-Sham fi Sahat al-Jihad, yang dikenal dengan Jabhat Nusrat. Dalam deklarasinya, sang pemimpin, Abu Mohammad al-Julani, menyebut kelahiran organisasi ini sebagai jawaban atas seruan jihad untuk membela rakyat Suriah melawan pasukan pemerintah Bashar al-Assad.

Jabhat Nusrat muncul di awal 2012, saat perang sipil di Suriah yang sudah di ambang tahun kedua tak menunjukkan tanda-tanda berakhir. Sementara pemerintah otoriter negara-negara bagian gerbong Arab Spring, sudah bertumbangan. Husni Mubarak di Mesir jatuh, Zine El Abidine Ben Ali di Tunisia tumbang, dan Muammar Qadafi di Libya terbunuh.

Lahir belakangan setelah kelompok oposisi di Suriah malang melintang melawan tentara Assad, namun Nusrat perlahan membangun reputasi. Kelompok yang diperkirakan beranggotakan 5.000 orang ini sudah memiliki ketrampilan tempur karena sebagian besar merupakan veteran perang di Irak saat melawan tentara Amerika Serikat dan sekutunya. Suplai senjata dan pendanaannya cukup kuat dari sekutu jihadnya di Irak.

Tiga bulan setelah kelahirannya, Nusrat tercatat melancarkan tiga kali serangan terhadap pasukan Assad. Secara keseluruhan, penyerbuan naik dari tujuh pada Maret 2012 menjadi 60 selama Juni. Menurut Elizabeth O’Bagy, dalam laporan berjudul Jihad in Syria (2012), dalam kurun waktu setidaknya tujuh bulan, Nusrat sudah menyerang militer Assad di lima kota penting Suriah: Aleppo, Hama, Deir Ezzor, Idlib, dan Damaskus.

Menurut Site Intelligence Group, Nusrat juga mengaku bertanggung jawab terhadap 45 serangan dalam satu hari sekaligus di Damaskus, Deraa, Hama, dan Homs, yang menewaskan puluhan orang, termasuk 60 yang tewas dalam pemboman bunuh diri tunggal. Site, organisasi yang memonitor perkembangan kelompok jihad itu, menyebut klaim itu disertai bukti foto.

Belum berusia setahun, Nusrat telah menyerang jantung militer Assad: serangan ganda dengan bom bunuh diri ke kantor pertahanan Suriah di Aleppo pada 10 Februari dan ke markas besar intelijen Suriah di Deir Ezzor, 19 Mei 2012. Nusrat juga tak ketinggalan dalam pertempuran-pertempuran di kawasan perang terpanas Suriah, Aleppo, sejak Juli tahun lalu hingga kini.

Beberapa analis menyebutkan banyaknya serangan Nusrat menjadi bukti kelompok ini beranggotakan orang-orang terlatih. Nusrat memang bukan paramiliter arus utama penentang Assad yang berpayung di bawah Tentara Pembebasan Suriah (Free Syrian Army). Namun ketika menyerang, kelompok di luar Tentara Pembebasan tetap berkoordinasi dengan FSA.

Popularitas Nusrat pun meningkat. Batalion yang semula bergabung dengan kelompok bersenjata lain, banyak yang beralih ke Nusrat. Abu Feras, juru bicara untuk Dewan Revolusi Aleppo mengatakan, para pejuang Nusrat dianggap sebagai pahlawan karena mereka melawan tanpa takut atau ragu-ragu. Salah satu aktivis Dewan Revolusi Homs mengatakan, popularitas Nusrat juga karena sebagian besar anggota pasukannya berasal dari dalam negeri, tidak seperti Al Qaidah Irak (AQI) yang ikut meramaikan palagan Suriah.

Alasan lain yang melejitkan popularitas Nusrat adalah pergeseran taktiknya. Setelah sejumlah serangan spektakuler pada awal 2012 yang mengakibatkan penduduk sipil tewas, Nusrat lebih berhati-hati. Dalam pernyataan dalam video terbaru yang dirilis divisi media Nusrat, al-Bayda Manara, mereka tak akan melakukan operasi jika ada warga sipil dan membatasi target hanya ke sasaran militer.

Omar, 25 tahun, dan mantan wajib militer, memilih bergabung dengan Nusrat sebagai reaksi terhadap represi yang ia alami sebagai orang Sunni oleh militer yang sebagian besar dari kelompok Alawit –klan yang banyak menguasai pos pemerintahan di Damaksus di bawah Assad. “Banyak orang ingin bergabung ke Nusrat, tapi kami tidak memiliki senjata yang cukup untuk memasok mereka,” kata Omar di pedesaan dekat Kota Aleppo.

Rakyat Suriah pun menunjukkan dukungan mereka terhadap Nusrat secara terbuka. Pada Juni di Kota Binnish, utara Kota Idlib, Nusrat dipuji selama demonstrasi massa. Ratusan orang merayakan –seperti tampak dalam sebuah video yang diunggah ke YouTube– setelah kota itu dibebaskan dari cengkeraman tentara Assad.

Dalam video lain, penduduk setempat bersorak dan melambaikan bendera Nusrat saat parade di Salah al-Din, Aleppo. Pada Desember 2012, ada petikan video, massa di selatan Suriah yang berteriak ” Nusrat melindungi kami.”

Namun ada hal mendasar yang membuat Nusrat tidak bisa diterima sepenuhnya oleh publik Suriah yang selama ini mendukung tindakan mereka: ideologinya. Nusrat yang berlandaskan salafi jihadi, memiliki cita-cita mendirikan negara kekhalifahan Islam dan menolak legitimasi negara modern.

Seorang guru wanita di distrik pusat Aleppo, Mogambo, menyebut pemikiran Nusrat itu mengerikan. “Kami tidak ingin bangkit untuk berpindah dari kehinaan di bawah Assad untuk situasi yang sama di bawah Al Qaidah,” katanya. Menurut Farouk Tayfour, wakil kepala al Ikhwan al Muslimin di Suriah, beberapa pemberontak bergabung ke Nusrat untuk mempertahankan rumah mereka tanpa menerima ideologinya.

Wajah asli Nusrat terbuka ketika pimpinannya, Julani menyatakan kesetiaannya kepada pemimpin Al Qaidah Ayman Al-Zawahiri melalui suara rekaman yang diunggah di internet 10 April lalu. “Anak-anak Nusrat memperbaharui janji setia kepada Syekh Jihad Ayman al-Zawahri dan menyatakan kepatuhan,” kata Julani. Sehari sebelumnya, pemimpin Al Qaidah Irak (AQI) Abu Bakr al-Baghdadi mengatakan kelompoknya dan Al Nusrat akan merger dengan nama Negara Islam Irak dan Levant –sebutan untuk bagian timur Mediterania.

Bagi kelompok pemberontak, yang lebih dikhawatirkan adalah masa depan dukungan Amerika Serikat dan negara Eropa. Amerika Serikat, yang mencurigai Nusrat punya hubungan dengan Al Qaidah, menetapkannya sebagai organisasi teroris sejak 10 Desember 2012 lalu. Amerika juga tak bersedia membantu memasok peralatan militer bagi oposisi Suriah, kecuali makanan. Negara Eropa dan Amerika sudah mengakui koalisi oposisi Suriah sebagai wakil resmi rakyat Suriah. Namun hingga Maret lalu, Uni Eropa masih menerapkan embargo senjata terhadap Suriah, termasuk untuk pemberontak.

Dewan Keamanan PBB pun mempertimbangkan sanksi untuk Nusrat. Juru bicara Kementerian Luar Negeri Prancis Philippe Lalliot, Jumat dua pekan lalu mengatakan, salah satu opsi yang tersedia bagi mereka adalah bertindak di Dewan Keamanan PBB dengan dasar resolusi 1267 yang memberikan sanksi terhadap Al-Qaidah dan afiliasinya. Tekanan berupa pembekuan aset dan larangan bepergian bagi anggota dan pemimpin kelompoknya.

Khawatir merosot dukungan internasionalnya, tokoh oposisi Suriah mengkritik Nusrat. Moaz al-Khatib, pemimpin Koalisi Nasional Oposisi Suriah dan Tentara Revolusi mengatakan, “Intinya, ideologi Al-Qaidah tidak sesuai dengan kita dan kekuatan revolusioner di Suriah harus mengambil sikap yang jelas mengenai hal ini,” kata Moaz.

Pertempuran dan kekerasan di Suriah yang diawali demonstrasi damai 15 Maret 2011 lalu, tak akan berakhir segera. Kondisinya makin rumit karena keterlibatan kekuatan militer asing yang ingin “berpetualang” di tanah Suriah. Sikap Presiden Assad yang tak hendak menyerah dan malah menuding negara-negara sekutu Amerika hendak mengembangkan penjajahan baru di Suriah, bak menambah minyak di atas api. Korban tewas juga tak akan berhenti di angka sekitar 70 ribu dan jumlah pengungsi ke luar negeri bisa beranjak dari sekitar satu juta jiwa.

Abdul Manan (New York Times | Reuters | observers.france24.com | Al Arabiya | Thedailybeast | English.al-akhbar.com)

MAJALAH TEMPO | 28 April 2013 (dalam format .pdf)

Al-Qaeda Jabhat Nusrat Suriah
Share. Facebook Twitter Pinterest LinkedIn Email WhatsApp

Related Posts

Di Balik ‘Perang Terbuka’ CIA dan Komite Intelijen Senat AS

27 April 2019

Cerita dari Bunker Kota Ghouta

26 February 2018

Setelah Raqqa Jatuh

30 October 2017

Generasi ‘Anak Singa’ ISIS

21 July 2015

Tokoh Al-Qaeda Al-Libi Tewas Sebelum Diadili di AS

4 January 2015

Iran Klaim Gagalkan Upaya Pembunuhan oleh Mossad

4 January 2015
Add A Comment
Leave A Reply Cancel Reply

About
About

Memulai karir sebagai koresponden Majalah D&R di Surabaya pada 1996 sampai 1999. Setelah itu menjadi editor Harian Nusa, Denpasar (1999-2001), bergabung ke Tempo sejak 2001 sampai sekarang.

Facebook X (Twitter) Instagram
Artikel Populer

Bebas Memilih di Bilik Wartel

24 April 2007

Cek Palsu di Manhattan

25 September 2007

Naga Hijau: Antara Ada dan Tiada

25 January 1997
Arsip
Artikel Lainnya

Korea Selatan Luncurkan Satelit Mata-mata ke-4 untuk Awasi Korea Utara

26 April 2025

Mantan Manajer Petronas Didakwa dengan Spionase Bisnis

24 April 2025

Protes AP ke Gedung Putih dan Isu Amandemen Pertama

15 February 2025
Label
Al-Qaeda Alexander Litvinenko Amerika Serikat Arab Saudi Barack Obama Barisan Nasional Biro Penyelidik Federal (FBI) AS Central Intelligence Agency (CIA) CIA Cina Donald Trump Edward Snowden Federasi Rusia GCHQ Greenpeace Hamas Indonesia Inggris Iran Israel Jerman Joko Widodo Journalism KGB Korea Selatan Korea Utara Mahatir Mohamad Malaysia Mossad Najib Razak National Security Agency (NSA) Osama bin Laden Pakatan Harapan Pakistan Palestina Politics Rusia Secret Intelligence Service (MI6) Security Service Inggris (MI5) Serangan 11 September 2001 spionase Uni Eropa Uni Sovyet US Navy SEALs Vladimir Putin
© 2025 abdulmanan.net | blog personal abdul manan

Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.