Close Menu
abdulmanan.netabdulmanan.net
  • Beranda
  • About
  • Reportase
  • Artikel
  • Spy Stories
  • Publikasi
Facebook X (Twitter) Instagram
23 May 2025
abdulmanan.netabdulmanan.net
Facebook X (Twitter) Instagram
  • Beranda
  • About
  • Reportase
  • Artikel
  • Spy Stories
  • Publikasi
abdulmanan.netabdulmanan.net
Home»Reportase»IFJ: Jangan Lupakan Nasib Fery Santoro

IFJ: Jangan Lupakan Nasib Fery Santoro

Abdul Manan20 April 2004
Default Image
Share
Facebook Twitter LinkedIn Pinterest Email
Tempo Interaktif, 20 April 2004

TEMPO Interaktif, Jakarta: Presiden International Federation of Journalists (IFJ) atau Federasi Jurnalis Sedunia, Christopher Warren, dalam press release yang diterima Tempo News Room hari ini (20/4), menyerukan kepada komunitas internasional untuk tidak melupakan Fery Santoro. Juru kamera RCTI ini disandera Gerakan Aceh Merdeka (GAM) selama hampir 10 bulan di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam.

Juru Kamera Fery Santoro dan jurnalis senior Ersa Siregar diculik oleh GAM ketika melakukan peliputan di Langsa, Aceh Timur, 29 Juni 2003 lalu. Ersa ditemukan meninggal 29 Desember 2003 dan Fery tetap disandera GAM hingga hari ini.

IFJ telah beberapa kali melakukan usaha untuk pembebasan Ersa dan Fery. Pada 19 Agustus 2003 lalu, pemimpin GAM di pengasingan bahkan membuat kesepakatan soal pelepasan Ersa dan Fery di hadapan Sekretaris Jenderal IFJ, Aidan White. Namun, Ersa akhirnya tewas tertembak dan Fery belum juga dilepaskan. “Para pejuang GAM dan militer Indonesia sama-sama tidak menempatkan keselamatan Fery sebagai prioritas yang harus dihargai,” kata Warren.

Warren menilai, penyanderaan terhadap jurnalis adalah tindakan untuk menghukum dan mengintimidasi pers. “Ini adalah tindakan yang menakutkan dan juga tidak efektif,” kata Warren. Dia juga menandaskan bahwa jurnalis dan pekerja media berbeda dengan pasukan militer. “Pekerjaan mereka adalah menjaga agar masyarakat mendapatkan informasi tentang apa yang sedang berlangsung. Penyekapan terhadap jurnalis membatasi kemampuan kita untuk memahami tentang apa yang sedang terjadi di wilayah konflik,” tambahnya.

IFJ, organisasi yang beranggotakan lebih dari 500,000 jurnalis sedunia, dan Aliansi Jurnalis Independen (AJI), afiliasinya di Indonesia, mendesak agar GAM dan TNI membebaskan Fery. Selain itu, juga meminta diadakannya penyelidikan independen atas kematian Ersa, yang ditemukan meninggal setelah terjadi tembak menembak antara GAM dan TNI.

Dalam kasus penyanderaan ini, Pemerintah Indonesia menekankan bahwa mereka hanya akan menggunakan Palang Merah Indonesia (PMI) dalam bernegosiasi dengan GAM untuk membebaskan Fery. Sedangkan GAM meminta peran International Committee of Red Cross (ICRC). Namun, tak adanya titik dari keduanya membuat nasib Fery menggantung hingga kini. “Kita tidak boleh melupakan Fery Santoro. GAM dan TNI perlu bertanggungjawab atas situasi yang dialami Fery. Keduanya memiliki tanggungjawab penuh untuk melihat Fery bebas secepat mungkin,” tegas Warren.

Abdul Manan – Tempo News Room

Share. Facebook Twitter Pinterest LinkedIn Email WhatsApp

Related Posts

Manis-Pahit Budi Daya Keramba Jaring Apung

27 October 2024

Kenangan Pudar di Danau Maninjau

27 October 2024

Havana Syndrome Operasi Unit 29155 GRU Rusia?

3 April 2024

Eks Intelijen Austria Ditahan karena Spionase

2 April 2024

Jenderal Dudung soal Kebijakan TNI AD, Papua dan Revisi UU TNI

22 May 2023

Surya Paloh soal Panas Dingin Hubungannya dengan Jokowi

15 May 2023
Add A Comment
Leave A Reply Cancel Reply

About
About

Memulai karir sebagai koresponden Majalah D&R di Surabaya pada 1996 sampai 1999. Setelah itu menjadi editor Harian Nusa, Denpasar (1999-2001), bergabung ke Tempo sejak 2001 sampai sekarang.

Facebook X (Twitter) Instagram
Artikel Populer

Bebas Memilih di Bilik Wartel

24 April 2007

Cek Palsu di Manhattan

25 September 2007

Naga Hijau: Antara Ada dan Tiada

25 January 1997
Arsip
Artikel Lainnya

Korea Selatan Luncurkan Satelit Mata-mata ke-4 untuk Awasi Korea Utara

26 April 2025

Mantan Manajer Petronas Didakwa dengan Spionase Bisnis

24 April 2025

Protes AP ke Gedung Putih dan Isu Amandemen Pertama

15 February 2025
Label
Al-Qaeda Alexander Litvinenko Amerika Serikat Arab Saudi Barack Obama Barisan Nasional Biro Penyelidik Federal (FBI) AS Central Intelligence Agency (CIA) CIA Cina Donald Trump Edward Snowden Federasi Rusia GCHQ Greenpeace Hamas Indonesia Inggris Iran Israel Jerman Joko Widodo Journalism KGB Korea Selatan Korea Utara Mahatir Mohamad Malaysia Mossad Najib Razak National Security Agency (NSA) Osama bin Laden Pakatan Harapan Pakistan Palestina Politics Rusia Secret Intelligence Service (MI6) Security Service Inggris (MI5) Serangan 11 September 2001 spionase Uni Eropa Uni Sovyet US Navy SEALs Vladimir Putin
© 2025 abdulmanan.net | blog personal abdul manan

Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.