Close Menu
abdulmanan.netabdulmanan.net
  • Beranda
  • About
  • Reportase
  • Artikel
  • Spy Stories
  • Publikasi
Facebook X (Twitter) Instagram
23 May 2025
abdulmanan.netabdulmanan.net
Facebook X (Twitter) Instagram
  • Beranda
  • About
  • Reportase
  • Artikel
  • Spy Stories
  • Publikasi
abdulmanan.netabdulmanan.net
Home»Reportase»Haji Bul Tak Datang ke Arroyan

Haji Bul Tak Datang ke Arroyan

Abdul Manan7 July 2008
Default Image
Share
Facebook Twitter LinkedIn Pinterest Email
SISWA sekolah menengah pertama di Pesantren Arroyan, Pekanbaru, Riau, sudah menunggu kedatangannya Selasa pekan lalu. Pendiri pesantren itu, Bulyan Royan, dijadwalkan bertemu dengan 78 siswa dalam acara penerimaan siswa baru. “Kami semua sangat merindukan beliau,” kata Indra Daulay, sang kepala sekolah.

Ini rencana kedua, setelah sang pendiri batal menghadiri acara perpisahan siswa awal Juni lalu. Kali ini pun, ternyata, rencana itu tak kesampaian. Sehari sebelumnya, Bulyan, yang akrab disapa Haji Bul, ditangkap Komisi Pemberantasan Korupsi di Jakarta karena dugaan kasus suap.

Bulyan adalah putra sulung H Royan, pendiri Pesantren Babussalam di Pekanbaru. Pesantren yang terletak di Jalan Subrantas ini didirikan pada 1973. Keluarga besar Royan juga bermukim di kompleks seluas hampir lima hektare yang menghimpun 1.200 siswa itu.

Royan berasal dari Rokan Hilir, sebelum akhirnya pindah ke Pekanbaru pada 1960. Di kota ini, Royan memulai bisnisnya dengan mendirikan CV Arroyan. Badan usaha ini menangani proyek-proyek pengangkutan bahan bakar minyak pembangkit listrik tenaga diesel serta peralatan listrik PLN ke berbagai pulau dan kawasan di Riau.

“CV Arroyan dikenal sebagai perusahaan utama pengangkutan PLN Riau saat itu,” kata H Tasrif, 67 tahun, yang mengaku mengenal Royan. Pada awal 1990, CV Arroyan berubah menjadi PT H Arroyan Jaya. Di akhir 1990-an, Bulyan mulai ikut mengelola PT Arroyan.

Di tangan pria kelahiran Rokan Hilir, 1 Januari 1958, itu perusahaan tersebut berkembang dan belakangan juga bergerak di bidang pengapalan bahan bakar minyak.

Mulus di bisnis, Haji Bul mulai berkecimpung di bidang sosial dan politik. Pada 1992, ia ikut mendirikan Himpunan Keluarga Pengusaha Pribumi Riau, bahkan menjadi ketua umumnya periode 1995-2000. Bulyan juga pengurus Kamar Dagang dan Industri Riau, 1990-2000.

Pada 1995, Bulyan pernah menjadi pengurus Golkar Riau. Selang sekitar tiga tahun, ia hijrah ke Partai Persatuan Pembangunan. “Partai Persatuan Pembangunan Riau waktu itu membujuk Bulyan dan menjanjikan kursi di Dewan Perwakilan Rakyat,” kata Syafruddin, mantan pengurus Partai Persatuan Pembangunan Riau. “Bulyan juga melihat peluangnya di Golkar tipis.”

Tak lama Haji Bul bernaung di Partai Persatuan Pembangunan. Pada 2001, ia ikut mendeklarasikan Partai Bintang Reformasi Riau. “Ia merasa tak cocok dengan petinggi Partai Persatuan Pembangunan Riau,” kata politikus Partai Bintang Reformasi Riau, Helmi Burman.

Pada Pemilihan Umum 2004, Partai Bintang Reformasi Riau meraih lima kursi di Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Riau. Bulyan, yang menjadi calon anggota badan legislatif di urutan pertama untuk Dewan Perwakilan Rakyat dari daerah pemilihan Rokan Hilir, melenggang mulus ke Senayan dan menjadi anggota Komisi Perhubungan, sebelum pindah ke Komisi Pertahanan sekitar sebulan lalu.

Bulyan mendirikan Pesantren Arroyan pada 1993. Ia memiliki rumah di Jalan Tanjung Batu 41, persis di tepi Sungai Siak. “Rumah itu juga jadi pelabuhan milik Bulyan Royan,” kata Tasrif. Pada 2002, ia menghibahkan rumah itu menjadi kantor Al-Jam’iyatul Washliyah Riau, tempat ia menjadi pembina utama.

Bulyan bersama istri dan lima anaknya tinggal di kompleks pesantren yang didirikannya. Setelah suami Mayarni ini menjadi anggota parlemen di Jakarta, rumah itu jarang dihuni, kecuali pada saat reses atau libur.

Adik kandung Bulyan, Ismail Royan, mengatakan kakaknya pernah berkeluh-kesah soal tugasnya di Dewan. “Tak cocok rasanya saya di situ,” kata Bulyan, seperti ditirukan Ismail. Tapi Haji Bul tak merinci keluhannya.

Ismail mengaku sangat kaget mendengar kabar penangkapan sang kakak. Jumat pekan lalu, Ismail pun menggelar jumpa pers di rumahnya, di Pesantren Babussalam. “Kami atas nama keluarga minta maaf kepada keluarga besar Riau atas kekhilafan yang dilakukan keluarga kami,” kata Wakil Sekretaris Jenderal Dewan Pimpinan Pusat Partai Bintang Reformasi itu.

Rapat yang digelar Partai Bintang Reformasi, Jumat pekan lalu, memutuskan menunggu vonis pengadilan. “Yang pasti, kami tidak akan mencalonkan dia lagi,” kata sekretaris jenderal partai itu, Rusman Ali.

Abdul Manan, Sunudyantoro, Jupernalis Samosir (Pekanbaru)

Majalah Tempo, 7 Juli 2008

Share. Facebook Twitter Pinterest LinkedIn Email WhatsApp

Related Posts

Manis-Pahit Budi Daya Keramba Jaring Apung

27 October 2024

Kenangan Pudar di Danau Maninjau

27 October 2024

Havana Syndrome Operasi Unit 29155 GRU Rusia?

3 April 2024

Eks Intelijen Austria Ditahan karena Spionase

2 April 2024

Jenderal Dudung soal Kebijakan TNI AD, Papua dan Revisi UU TNI

22 May 2023

Surya Paloh soal Panas Dingin Hubungannya dengan Jokowi

15 May 2023
Add A Comment
Leave A Reply Cancel Reply

About
About

Memulai karir sebagai koresponden Majalah D&R di Surabaya pada 1996 sampai 1999. Setelah itu menjadi editor Harian Nusa, Denpasar (1999-2001), bergabung ke Tempo sejak 2001 sampai sekarang.

Facebook X (Twitter) Instagram
Artikel Populer

Bebas Memilih di Bilik Wartel

24 April 2007

Cek Palsu di Manhattan

25 September 2007

Naga Hijau: Antara Ada dan Tiada

25 January 1997
Arsip
Artikel Lainnya

Korea Selatan Luncurkan Satelit Mata-mata ke-4 untuk Awasi Korea Utara

26 April 2025

Mantan Manajer Petronas Didakwa dengan Spionase Bisnis

24 April 2025

Protes AP ke Gedung Putih dan Isu Amandemen Pertama

15 February 2025
Label
Al-Qaeda Alexander Litvinenko Amerika Serikat Arab Saudi Barack Obama Barisan Nasional Biro Penyelidik Federal (FBI) AS Central Intelligence Agency (CIA) CIA Cina Donald Trump Edward Snowden Federasi Rusia GCHQ Greenpeace Hamas Indonesia Inggris Iran Israel Jerman Joko Widodo Journalism KGB Korea Selatan Korea Utara Mahatir Mohamad Malaysia Mossad Najib Razak National Security Agency (NSA) Osama bin Laden Pakatan Harapan Pakistan Palestina Politics Rusia Secret Intelligence Service (MI6) Security Service Inggris (MI5) Serangan 11 September 2001 spionase Uni Eropa Uni Sovyet US Navy SEALs Vladimir Putin
© 2025 abdulmanan.net | blog personal abdul manan

Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.