Close Menu
abdulmanan.netabdulmanan.net
  • Beranda
  • About
  • Reportase
  • Artikel
  • Spy Stories
  • Publikasi
Facebook X (Twitter) Instagram
14 June 2025
abdulmanan.netabdulmanan.net
Facebook X (Twitter) Instagram
  • Beranda
  • About
  • Reportase
  • Artikel
  • Spy Stories
  • Publikasi
abdulmanan.netabdulmanan.net
Home»Reportase»Busung Lapar: Satu Generasi Bodoh

Busung Lapar: Satu Generasi Bodoh

Abdul Manan24 October 1998
Default Image
Share
Facebook Twitter LinkedIn Pinterest Email
Jika derita busung lapar tak teratasi, satu generasi akan menjadi korban: tak berkualitas, alias bego.

NYANYIAN mendayu-dayu memuja tanah air nan kaya raya dan subur makmur tak lagi terasa merdu di telinga. Di berbagai daerah, kini bermunculan para penderita busung lapar. Balita dengan tulang iga menonjol, perut buncit, wajah tua, kini kerap muncul di bangsal perawatan anak di beberapa rumah sakit. Masya Allah.

Diawali kabar mengenai sejumlah anak penderita busung lapar atau buruk gizi yang dirawat di Rumah Sakit dr.Soetomo, Surabaya, selang beberapa waktu kemudian bermunculan kasus serupa di berbagai daerah, antara lain Irianjaya dan Ujungpandang.

Padahal, penyakit yang di kalangan kedokterar dikenal dengan nama honger oedema atau marasmus Kwasiorkhor itu, sejak dua dekade silam tak pernah terdengar. Tapi, kini penyakit kurang gizi itu semakin kerap disebut-sebut, dari Sabang sampai Merauke.

Menurut data kependudukan dan angka kepenyakitan, dari jumlah anak balita yang berjumlah sekitar 22 juta jiwa, tak kurang dari 35 persen di antaranya menderita kurang gizi, dari yang ringan sampai yang berat. Bahkan, untuk kasus yang berat, jumlahnya diperkirakan mencapai lima persen.

Repotnya, dalam situasi sekarang angka kepenyakitan busung lapar diperkirakan bakal semakin melonjak jika krisis ekonomi terus berkepanjangan. Gara-gara krisis moneter, jumlah penduduk miskin semakin banyak. Menurut data terakhir, jumlah tersebut mencapai sekitar 100 juta jiwa, alias 50 persen dari jumlah seluruhnya penduduk. Artinya, bahaya kelaparan mengancam seluruh wilayah Nusantara ter cinta.

Iftitah, misalnya,terpaksa dirawat di bangsal anak Rumah Sakit dr.Soetomo, Surabaya. Tubuh bayi usia satu tahun itu kurus kering, berat badannya tinggal 3.5 kilogram, padahal berat badan yang normal seharusnya dua kali lipat. Menurut ibunya, Nyonya Naimah, sejak lima bulan terakhir putri tunggalnya yang sudah disapih itu tak pernah minum susu lagi. “Air susu saya sudah berhenti, sedangkan untuk membeli susu kalemg, saya tak mampu,” tuturnya.

Nasib serupa dialami oleh Muhammad Ridwan alias Yeyen. 1,5 tahun. la dirawat di bangsal perawatan anak-anak Rumah Sakit dr. Wahidin Soedirohusodo Ujungpandang. Tubuh bocah malang itu membengkak luar biasa. Menumt direktur rumah sakit itu, dr. Nurfiah A. Patiroi,M.H.A.. putra keluarga Mantasia itu posilif kekurangan energi protein. “Seumur umur baru kali ini saya menemukan kasus busung lapar,” ujarnya sedih.

Beberapa gejala yang lazim pada penderita penyakit busung lapar, antara lain, pembengkakan pada tubuh, busung pada perut. Selain itu, perut mual, muntah-muntah disertai menceret, kulit berkerut, dan wajah tampak menua.

* Masalah Utama

Kelihatannya penyakit busung lapar tersebut tak terlalu berbahaya. Tapi, di kemudian hari bisa menjadi masalah besar-seperti dikemukakan oleh Prof.Dr. Soekirman, pakar gizi dari Lembaga llmu Pengetahuan Indonesia awal Oktober lalu. Dosen di Institut Pertanian Bogor itu khawatir, bila penyakit itu tidak ditangani secara serius, pada dekade mendatang kita bakal kehilangan sejumlah besar generasi muda yang berkualitas, alias bodoh. Padahal, kita tengah menggalakkan peningkatan kualitas sumber daya manusia.

Kekhawatiran Prof. Soekirman dibenarkan oleh Prof: Dr. Soegeng Soegijanto, M.D., Phd. Menurut Kepala Laboratorium Anak di Rumah Sakit dr. Soetomo itu, anak-anak balita yang menderita busung lapar akan mengalami gangguan pertumbuhan dan perkembangan. khususnya pada sel otak. “Akibatnya, anak-anak yang menderita busung lapar akan menjadi bodoh dan kondisi dfisiknya lemah,” katanya.

Itu sebabnya, Menteri Kesehatan F.A. Moeloek segera membentuk tim pemantau penyakit busung lapar untuk memantau daerah-daerah rawan pangan yang menjadi lahan subur merebaknya penyakit busung lapar. Tim juga akan menjalin kerja sama dengan lembaga-lembaga sosial bertarap internasional, antara lain United Nations Children’s Fund (Unicef). yang sejak tahun ini meniggalakkan pasokan makanan pengganti air susu ibu (ASI) di Jawa, Nusa Tenggara Timur dan Barat serta Timor Timur. Selain itu, tim juga bermitra dengan World Vision lnternational, Catholic Relief Service dan Catholic Children Fund. Lembaga-lembaga tersebut akan membantu beras, susu, dan obat-obatan untuk daerah-daerah rawan pangan di Indonesia Bagian Timur.

Upaya pemerintah mengatasi busung lapar sudah benar. Namun, upaya itu hendaknya jangan sekadar membagi-bagi pasokan susu dan makanan bergizi, melainkan- dan sudah seharusnya-lebih dari itu, yaitu mengatasi kemiskinan sebagai masalah utama. Sebab, sebagian besar penderita busung lapar berasal dari keluarga miskin. Jika kemiskinan tak teratasi, penyakit busung lapar akan datang mengancam.

Adhyan Soeseno/Laporan Puji Sumedi H. (Jakarta), Abdul Manan (Surabaya), dan Muhammad Toha ( Ujungpandang)

D&R, Edisi 981024-010/Hal. 45 Rubrik Kesehatan

Share. Facebook Twitter Pinterest LinkedIn Email WhatsApp

Related Posts

Manis-Pahit Budi Daya Keramba Jaring Apung

27 October 2024

Kenangan Pudar di Danau Maninjau

27 October 2024

Havana Syndrome Operasi Unit 29155 GRU Rusia?

3 April 2024

Eks Intelijen Austria Ditahan karena Spionase

2 April 2024

Jenderal Dudung soal Kebijakan TNI AD, Papua dan Revisi UU TNI

22 May 2023

Surya Paloh soal Panas Dingin Hubungannya dengan Jokowi

15 May 2023
Add A Comment
Leave A Reply Cancel Reply

About
About

Memulai karir sebagai koresponden Majalah D&R di Surabaya pada 1996 sampai 1999. Setelah itu menjadi editor Harian Nusa, Denpasar (1999-2001), bergabung ke Tempo sejak 2001 sampai sekarang.

Facebook X (Twitter) Instagram
Artikel Populer

Bebas Memilih di Bilik Wartel

24 April 2007

Cek Palsu di Manhattan

25 September 2007

Naga Hijau: Antara Ada dan Tiada

25 January 1997
Arsip
Artikel Lainnya

Korea Selatan Luncurkan Satelit Mata-mata ke-4 untuk Awasi Korea Utara

26 April 2025

Mantan Manajer Petronas Didakwa dengan Spionase Bisnis

24 April 2025

Protes AP ke Gedung Putih dan Isu Amandemen Pertama

15 February 2025
Label
Al-Qaeda Alexander Litvinenko Amerika Serikat Arab Saudi Barack Obama Barisan Nasional Biro Penyelidik Federal (FBI) AS Central Intelligence Agency (CIA) CIA Cina Donald Trump Edward Snowden Federasi Rusia GCHQ Greenpeace Hamas Indonesia Inggris Iran Israel Jerman Joko Widodo Journalism KGB Korea Selatan Korea Utara Mahatir Mohamad Malaysia Mossad Najib Razak National Security Agency (NSA) Osama bin Laden Pakatan Harapan Pakistan Palestina Politics Rusia Secret Intelligence Service (MI6) Security Service Inggris (MI5) Serangan 11 September 2001 spionase Uni Eropa Uni Sovyet US Navy SEALs Vladimir Putin
© 2025 abdulmanan.net | blog personal abdul manan

Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.