Close Menu
abdulmanan.netabdulmanan.net
  • Beranda
  • About
  • Reportase
  • Artikel
  • Spy Stories
  • Publikasi
Facebook X (Twitter) Instagram
23 May 2025
abdulmanan.netabdulmanan.net
Facebook X (Twitter) Instagram
  • Beranda
  • About
  • Reportase
  • Artikel
  • Spy Stories
  • Publikasi
abdulmanan.netabdulmanan.net
Home»Rebutan Kursi Pasca-pemilu

Rebutan Kursi Pasca-pemilu

Abdul Manan26 July 1997
Default Image
Share
Facebook Twitter LinkedIn Pinterest Email
Di berbagai daerah terjadi perebutan kursi ketua dan wakil ketua DPRD. Umumnya antara Golkar dan ABRI, tapi ada juga yang dengan PPP.

KURSI ketua dewan rupanya begitu nyaman untuk diduduki, sampai-sampai membuat beberapa pihak “berebut” untuk mendapatkannya. Maka, tak usah heran mendengar berita tentang “perebutan” kursi Ketua DPR/MPR antara mantan Kepala Staf Sosial-Politik ABRI Letjen Syarwan Hamid dan Ketua Umum DPP Golkar Harmoko, beberapa waktu lalu. Persaingan lewat media-media massa yang meruncingkan suasana itu akhirnya dicoba dinetralkan oleh Menteri Sekretaris Negara Moerdiono, yang mengatakan bahwa kursi Ketua DPR/MPR pasti akan diberikan kepada ketua organisasi peserta pemilihan umum yang terbesar. Spekulasi baru benar-benar teredam ketika pihak ABRI–dilakukan sendiri oleh Panglima ABRI Jenderal Feisal Tanjung–mengucapkan kalimat yang senada dengan omongan Moerdiono.

Namun, sementara kursi Ketua DPR/MPR sudah aman di bawah genggaman Golkar, tak demikian halnya dengan bangku ketua DPRD di berbagai daerah. Perebutan di antara jabatan ketua, juga wakil-wakil ketua, melalui mekanisme tiga jalur (A = ABRI, B = birokrasi, dan G = Golkar) berjalan cukup alot dan hingga awal pekan ini belum berhasil mengambil keputusan. Itu misalnya terjadi di DPRD I Jawa Timur (Ja-Tim). Sudah beberapa kali diadakan rapat tiga jalur, namun jalur A tetap mempertahankan calonnya, Kolonel Sutarmas, begitu juga jalur G yang punya gacoan Hudan Dardiri. Sutarmas, Wakil Ketua DPRD I Ja-Tim periode lalu, didukung penuh oleh Pangdam V/Brawijaya Mayjen Imam Utomo. “Sebagai anggota ABRI, saya urutkan menurut yang tua. Siapa lagi jago saya, ya, Pak Tarmas,” ujar Imam Utomo.

Dukungan kepada mantan Wakil Asisten Operasi Kodam V/Brawijaya itu secara samar-samar juga diberikan oleh Gubernur Ja-Tim Basofi Sudirman. Namun, Golkar tampaknya tak begitu saja melepaskan calonnya yang kini menjabat sebagai Ketua DPD Golkar Ja-Tim itu sampai rapat pleno pada Rabu pekan ini, 23 Juli. Cuma, angin tampaknya lebih condong ke Sutarmas, apalagi PDI dan PPP tampaknya hanya menurut ke mana angin berembus.

Kalau di Ja-Tim–hingga tulisan ini diturunkan–belum jelas siapa yang bakal naik di pucuk pimpinan, tak demikian halnya dengan di Bali. Padahal, problem yang dihadapi hampir sama: ada dua calon dari Fraksi Karya Pembangunan (F-KP) dan F-ABRI. Calon ABRI, Brigjen I Nyoman Kada, semula tampaknya akan memperpanjang jabatannya sebagai Ketua DPRD Bali, dengan mengikuti pembekalan yang diadakan untuk para calon anggota legislatif. Tapi, oleh beberapa pengamat, mantan Wakil Asisten Pengamanan Kepala Staf Angkatan Darat itu dinilai punya cacat karena mengusir warga Pura Dasar Kerandan Culik yang menginap di gedung DPRD pada 21 April lalu. Akibatnya, dua warga menggugatnya ke pengadilan untuk membayar ganti rugi Rp 500 juta.

Entah karena sebab itu atau alasan lain, Kada batal naik. Untuk menghindari “perpecahan” atau sekadar menutup rasa malu, ia kemudian ditarik ke Jakarta. “Tidak ada kalah menang dalam soal ini. Dan, saya bukan mundur, tapi ditarik kembali ke induk kesatuan,” ujarnya. Dengan begitu, jalan Ketut Sundria ke pucuk pimpinan sudah lempang.

Sebenarnya, persaingan tak hanya terjadi di antara ketiga jalur tersebut, tapi juga antarfraksi lain. Misalnya, bursa Ketua DPRD II Surakarta kini diperebutkan Fraksi Persatuan Pembangunan (F-PP) dan F-KP. “Kami perlu calon ketua yang akomodatif dan bisa mengembalikan citra legislatif,” begitu alasan ketua DPC PPP Solo Habib Hasan Mulachela ketika mencalonkan sekretarisnya, Zaenal Ma’arif. Pencalonan yang katanya sudah didukung oleh 22 anggota dewan lainnya itu segera saja bikin panas kubu F-KP dan F-ABRI. Soalnya, kursi F-PP sendiri hanya ada 15, berarti ada tambahan tujuh suara dari luar fraksi. “Fraksi kami sangat solid. Jadi, tak mungkin kebobolan,” kata Wakil Ketua F-KP Maryanto. Penegasan senada diucapkan Ketua F-ABRI Soeprapto.

* Pencalonan Malu-Malu

Memang, tak semua kursi ketua DPRD diperebutkan terang-terangan seperti di atas. Ada juga model orang Yogya yang malu-malu kucing. Sultan Hamengku Buwono X, Ketua DPD Golkar Yogya, misalnya, tak mau mengaku dirinya punya jago untuk ketua dewan, padahal sudah jadi rahasia umum bahwa Golkar mencalonkan Suprastowo, mantan Sekretaris Wilayah Daerah Yogya. “Hingga saat ini, Golkar belum memutuskan siapa anggota dewan yang akan dipilih,” katanya. Ucapan senada dikeluarkan Komandan Korem 072 Pamungkas Kolonel A.R. Gaffar, meskipun–lagi-lagi–orang sudah tahu bahwa ia mendukung Kolonel Subagyo, Kepala Direktrorat Sosial-Politik Yogya, untuk kursi puncak itu.

Adapun di DPRD Jakarta malah terkesan tak ada persaingan sama sekali. Calon yang disiapkan dari atas, Brigjen Edi Waluyo, melenggang tanpa saingan karena disetujui semua fraksi, termasuk F-KP. “Kami sudah commit mencalonkan Pak Edi. Ini adalah hasil konsensus antarkita dan sudah dibahas dalam setiap pertemuan,” kata H.M.U. Fatommy Assari, Ketua F-KP. Edi Waluyo–mantan Asisten Sosial-Politik Kodam Jaya, Komandan Korem Sumatra Barat, dan terakhir sebagai Wakil Ketua Badan Pembinaan Kekaryaan ABRI–adalah satu-satunya brigadir jenderal di F-ABRI DPRD Jakarta.

Namun, tampaknya, F-KP meminta upah atas “pengorbanan” itu. Untuk jabatan wakil ketua, mereka mengajukan dua nama: Sugeng Suprijatna dan Ade Surapriatna. Alasannya, dengan menduduki kursi mayoritas (39 dari 75 anggota), mereka berhak mengambil jatah Fraksi Partai Demokrasi Indonesia yang kali ini tak bisa menempatkan seorang wakil ketua karena hanya punya seorang wakil. Aksi F-KP itu tentu saja ditentang habis-habisan oleh semua fraksi lainnya.

Pengajuan dua calon itu juga terjadi di F-PP DPRD II Kodya Surabaya. Aksi itu terjadi karena terjadi perpecahan dua kubu dalam fraksi tersebut. Rupanya, perebutan kursi dewan tak lantas selesai dengan berakhirnya pemilu.

Laporan Puji Sumedi (Jakarta), L.N. Idayanie (Yogya), Dwi Arjanto (Solo), Abdul Manan, Zed Abidien (Surabaya), dan Gebeh
Paramartha (Bali)

D&R, Edisi 970726-049/Hal. 33 Rubrik Peristiwa & Analisa

Politics
Share. Facebook Twitter Pinterest LinkedIn Email WhatsApp

Related Posts

Inconsistent Law Enforcers

16 January 2006

KPU Under Fire

27 June 2005

An Excessive Sentence?

13 June 2005

Taking Offense

24 May 2005

Removing a Stumbling Block

9 May 2005

An Icon from Calang

2 May 2005
Add A Comment
Leave A Reply Cancel Reply

About
About

Memulai karir sebagai koresponden Majalah D&R di Surabaya pada 1996 sampai 1999. Setelah itu menjadi editor Harian Nusa, Denpasar (1999-2001), bergabung ke Tempo sejak 2001 sampai sekarang.

Facebook X (Twitter) Instagram
Artikel Populer

Bebas Memilih di Bilik Wartel

24 April 2007

Cek Palsu di Manhattan

25 September 2007

Naga Hijau: Antara Ada dan Tiada

25 January 1997
Arsip
Artikel Lainnya

Korea Selatan Luncurkan Satelit Mata-mata ke-4 untuk Awasi Korea Utara

26 April 2025

Mantan Manajer Petronas Didakwa dengan Spionase Bisnis

24 April 2025

Protes AP ke Gedung Putih dan Isu Amandemen Pertama

15 February 2025
Label
Al-Qaeda Alexander Litvinenko Amerika Serikat Arab Saudi Barack Obama Barisan Nasional Biro Penyelidik Federal (FBI) AS Central Intelligence Agency (CIA) CIA Cina Donald Trump Edward Snowden Federasi Rusia GCHQ Greenpeace Hamas Indonesia Inggris Iran Israel Jerman Joko Widodo Journalism KGB Korea Selatan Korea Utara Mahatir Mohamad Malaysia Mossad Najib Razak National Security Agency (NSA) Osama bin Laden Pakatan Harapan Pakistan Palestina Politics Rusia Secret Intelligence Service (MI6) Security Service Inggris (MI5) Serangan 11 September 2001 spionase Uni Eropa Uni Sovyet US Navy SEALs Vladimir Putin
© 2025 abdulmanan.net | blog personal abdul manan

Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.