Skip to main content

Peredaran Uang Palsu Meningkat 100 Persen

Rabu, 16 Pebruari 2005 | 18:43 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta: Peredaran uang palsu pada tahun 2004 meningkat 100 persen dibanding tahun 2003. Menurut data Bank Indonesia, uang palsu yang ditemukan tahun 2004 ini sebanyak 24 ribu lembar. Padahal, tahun sebelumnya hanya 12 ribu lembar. Soal ini disampaikan Direktur Pengedaran Uang Bank Indonesia, Lucky Fathul Hadibrata, saat ditanya wartawan usai bertemu Wakil Presiden Jusuf Kalla di Istana Wakil Presiden, Jakarta, Rabu (16/2).

Menurut Lucky, hal yang menarik dalam pengedaran uang palsu pada tahun ini adalah adanya pergeseran jenis uang yang dipalsukan. Pada tahun 2003, uang yang cenderung dipalsukan adalah pecahan Rp 20 ribu dan Rp 50 ribu. Tahun 2004, bergeser ke pecahan Rp 100 ribu dan Rp 50 ribu.

Saat ini, kata Lucky, ditemukan tujuh lembar uang palsu dari setiap satu juta lembar uang yang diedarkan. "Dari segi jumlah, jauh lebih rendah dari uang dollar AS yang dipalsukan," kata Lucky. Berdasarkan data yang dimilikinya, ditemukan sebanyak 110 lembar uang dollar palsu dari satu juta lembar yang diedarkan. Sedangkan di Eropa, sampai sekarang ada 56 lembar mata uang Euro palsu dari satu juta lembar uang yang diedarkan. "Meski jumlah ini tergolong rendah, ini jelas merugikan masyarakat secara keseluruhan dan mengganggu disisi transaksi perekonomian kita," kata Lucky.

Dalam kesempatan itu, Gubernur Bank Indonesia, Burhanuddin Abdullah, mengatakan pihaknya sudah mengeluarkan uang baru pecahan Rp 20 ribu dan Rp 100 ribu beberapa waktu lalu. Kedatangannya, menemui Wakil Presiden Jusuf Kalla, juga untuk menyampaikan soal ini. Dalam kesempatan jumpa pers, Bank Indonesia juga ditanya tentang pertimbangannya mengeluarkan uang baru pecahan Rp 20 ribu dan Rp 100 ribu, padahal, kecenderungan pemalsuannya justru pada pecahan Rp 50 ribu dan Rp 100 ribu.

Atas pertanyaan ini, Burhanuddin menyatakan, pecahan Rp 100 ribu diganti terlebih dahulu karena nominalnya yang besar. Selain itu, pecahan Rp 50 ribu dan Rp 10 ribu juga akan diganti tahun ini. "Sekarang ini dalam proses penggantian," kata Burhanuddin.

Abdul Manan-Tempo

Comments

Popular posts from this blog

Melacak Akar Terorisme di Indonesia

Judul: The Roots of Terrorism in Indonesia: From Darul Islam to Jemaah Islamiyah Penulis: Solahudin Penerbit: University of New South Wales, Australia Cetakan: Juli 2013 Halaman: 236