Skip to main content

Makan Siang Berdarah di Marriott

KESIBUKAN makan siang di Restoran Syailendra belum lagi berakhir ketika bom itu meledak. Ia datang begitu saja: menghancurkan sebagian besar ruang di Hotel Marriott, sebuah restoran, Plaza Mutiara, dan Wisma Rajawali, yang terletak di sebelahnya. Juga membunuh setidaknya 10 orang dan melukai puluhan orang lainnya.

Tak sedahsyat bom Bali yang meledak Oktober tahun lalu, bom ini tak urung membuat orang bertanya: sebegitu berbahayanyakah tinggal di Indonesia saat ini? Bom bisa meledak di mana saja, kapan saja, dan tak pernah memilih korbannya.

Polisi secara tersirat menghubungkan kasus Marriott dengan bom Bali. Keduanya diduga dilakukan oleh jaringan Jamaah Islamiyah--organisasi yang oleh intelijen Barat diyakini memiliki hubungan dengan Al-Qaidah. Kedua tragedi itu memang memiliki persamaan, tapi juga perbedaan.

Salah satu isyarat yang dipakai polisi untuk menghubungkan Jamaah Islamiyah dengan bom Marriott adalah sejumlah penemuan bahan peledak di Semarang dan Jakarta. Tapi, hingga terbukti di pengadilan, tak ada yang bisa memastikan bom Marriott dirancang oleh kelompok yang sama.

Ancamam bom tampaknya akan menjadi bagian dari hidup kita, sekarang dan juga di masa yang akan datang.

Abdul Manan

TEMPO Edisi 030817-024/Hal. 34 Rubrik Laporan Utama

Comments

Popular posts from this blog

Melacak Akar Terorisme di Indonesia

Judul: The Roots of Terrorism in Indonesia: From Darul Islam to Jemaah Islamiyah Penulis: Solahudin Penerbit: University of New South Wales, Australia Cetakan: Juli 2013 Halaman: 236